Suara.com - Direktur Foot Station Arief Prasetyo mengatakan bahwa saat ini stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang masih menggunakan beras lokal, beras impor belum ada masuk ke Cipinang.
Arief berharap panen saat ini yang sedang berlangsung lancar.
"Saya sudah melihat panen di Demak, Kudus, Karanganyar, Banyuasin. Bahkan semua Jawa Tengah sedang panen, memang hasil panenannya lebih banyak mengisi gudang daerah setempat," kata Arief.
Senin kemarin, beras masuk ke Cipinang sebanyak 5.000 ton yang sebelumnya 1.000 ton. Artinya, berangsur ada peningkatan. Beras dari panen raya petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah mulai masuk ke pasar lokal, pasar di Karawang maupun ke PIBC.
"Kini sudah waktunya mengisi pasar dan gudang-gudang dari hasil panen raya padi," kata Arief.
Sehari sebelumnya, eks Menteri Pertanian Bungaran Saragih angkat bicara mengenai anjloknya harga gabah petani yang belum sebanding dengan penurunan harga beras di pasaran. Padahal, beras impor 500 ribu ton dari negara tetangga belum masuk.
“Kan (problem harga) ini dipengaruhi dua kekuatan. Pertama, kekuatan pengaruh impor beras yang sudah mau dan akan masuk. Kedua, pengaruh daripada panen raya. Jadi kala panen naik dan impor masuk, harga beras dan padi (gabah) turun. Jadi ini soal timing saja,” kata Bungaran, kemarin.
Namun yang menjadi problem, kata dia, yang dijual petani ini kebanyakan adalah gabah, bukan beras. Sehingga ketika terjadi panen raya dimana produksi meningkat, sementara impor belum sepenuhnya masuk, menjadi dalih pedagang atau perusahaan penggilingan padi belum mau buru-buru beli gabah petani dan tetap mempertahankan stoknya yang masih ada. Apalagi gabah ini termasuk komoditas pertanian yang bisa bertahan cukup lama.
“Namanya pedagang kan pasti hitung untung rugi. Makanya kita jangan andalkan pedagang tapi pemerintah pemerintah masuk ke dalamnya. Bulog ini walau sendirian dengan stok di bawah 10 persen saja sebenarnya sudah bisa berpengaruh ke harga,” katanya.
Cara pedagang yang menunggu timing ini pula, yang menurutnya, menjadi penyebab gabah anjlok sementara disisi lain harga beras penurunannya tidak terlalu signifikan.
“Gabah ini juga kan tidak langsung masuk ke konsumen, harus diubah dulu jadi beras, kemudian dibawa ke kota. Nah ini kan butuh waktu. Belum jadi suplai di level konsumen, (tapi) impornya sudah mau masuk. Tapi nanti ini pengaruhnya di petani. Gabah turun, harga beras turun, kalau panen sudah sempurna dan impor sudah masuk. Jadi soal timing saja dimana kecenderungannya nanti akan merugikan petani,” katanya.
Akibatnya, lanjut dia, petani sudah barang pasti tidak bisa lagi harapkan harga yang ideal karena impor sudah masuk dan produksi dalam negeri melimpah mengingat Februari-Maret ini akan ada panen raya.
Karena itu, untuk antisipasi harga gabah petani jatuh lebih dalam lagi, dia meminta Bulog harus segera melakukan pembelian. Disamping menjaga harga pembelian di tingkat petani, juga menjadi momentum bagi Bulog untuk segera mengisi stoknya yang yang makin menipis.
“Supaya harga petani jangan turun, Bulog harus bermain cepat melakukan pembelian. Coba lihat datanya di wilayah mana saja yang segera panen bersiap di situ. Apalagi masalahnya ini kan ada juga musim hujan, sewaktu panen tidak ada matahari, sementara alat pengering sangat terbatas. Ini juga sangat berpengaruh bagi petani,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, dia menyarankan ada baiknya Bulog untuk melakukan evaluasi terhadap target impornya yang sebelumnya mencapai 500ribu ton mengingat harga di level petani sudah turun, tinggal Bulog bagaimana untuk meresponnya.
Berita Terkait
-
Tata Kelola Pupuk Bersubsidi Makin Transparan, Kementan Pastikan Tepat Sasaran
-
Gula Rafinasi Bocor ke Pasar Tradisional, Pemerintah Setop Impor
-
Operasi Pasar Besar-besaran! Kementerian Pertanian Siapkan 1,3 Juta Ton Beras
-
Skandal Beras Oplosan Rp100 T: Titiek Soeharto Murka, Janji Cecar Mentan di Senayan
-
Langgar Standar Mutu dan Takaran, 4 Produsen Beras Ternama Diperiksa Satgas Pangan?
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Sidak Bank Mandiri, Menkeu Purbaya Mengaku Dimintai Uang Lagi untuk Kredit Properti dan Otomotif
-
Ini Dampak Langsung Kebijakan Menkeu Purbaya Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau
-
Bank Indonesia Dikabarkan Jual Cadangan Emas Batangan 11 Ton, Buat Apa?
-
Rupiah Ditutup Ambruk Hari Ini Terhadap Dolar
-
Pertamina Klaim Vivo dan BP Siap Lanjutkan Pembicaraan Impor BBM
-
Singgung Situasi Global, SBY: Uang Lebih Banyak Digunakan untuk Kekuatan Militer, Bukan Lingkungan
-
11 Perusahaan Antre IPO, BEI: Yang Terpenting Kualitas!
-
Kementerian ESDM Sebut Pertamax Green 95 Gunakan Etanol!
-
Purbaya Kukuh soal Peringatan Luhut, Tetap Potong Anggaran MBG Jika Tak Terserap
-
Prabowo Bongkar Borok Tambang Ilegal: Negara Dibobol Rp300 Triliun, 'Emas Baru' Dikeruk Habis!