Suara.com - Anggota Komisi III Bidang Pembangunan dan Infrastruktur DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) mengharapkan rencana kehadiran moda transportasi kereta api di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota itu bisa segera terwujud.
Harapan sebagaimana anggota Komisi III DPRD provinsi yang juga membidangi perhubungan itu, HM Rosehan NB, SH, disampaikan kepada Antara Kalsel di Banjarmasin, Rabu (21/2/2018), seiring dimulainya pembangunan jaringan rel kereta api (KA) pada 2018.
"Dengan dimulainya pembangunan rel KA, kita berharap dalam waktu tidak terlalu lama moda transportasi cepat untuk angkutan darat di Kalsel terwujud," ujar mantan Wakil Gubernur provinsi setempat itu.
"Apalagi saya dengar 'detail engineering design' (DED/perencanaan teknik secara rinci) sudah selesai pembuatannya," lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin tersebut.
Ia berharap, dengan terwujudnya moda transportasi massal baru tersebut, permasalahan angkutan darat, baik berupa orang maupun barang dapat teratasi di Kalsel yang kini baru berpenduduk empat juta jiwa lebih.
"Dengan keberadaan angkutan menggunakan kereta api, kita berharap tidak lagi terjadi percepatan kerusakan jalan umum/jalan raya di Kalsel yang juga baru kelas III atau kemampuan daya beban maksimum delapan ton," tuturnya.
Selain itu, mengurangi frekwensi kepadatan arus lalu lintas yang berdampak pada kemacetan karena ketidakseimbangan peningkatan pembangunan prasarana jalan dengan pertumbuhan kendaraan bermotor.
Sebagaimana data tahun 1990-an penambahan/peningkatan pembangunan jaringan jalan hanya sekitar 10 persen, sementara pertumbuhan/perkembangan kendaraan bermotor dalam kurun waktu yang sama mencapai 30 persen.
Oleh sebab itu, dengan keberadaan kereta api nanti bisa menjadi salah satu solusi penyelesaian permasalahan transportasi Kalsel jauh ke depan, terlebih dalam perencanaannya menghubungkan empat provinsi di Kalimantan, demikian Rosehan.
Pada kesempatan terpisah, seorang pengamat sejarah transportasi di Kalsel Syamsuddin Hasan, angkutan sejenis kereta api pernah ada di provinsinya tersebut sejak masa Hindia Belanda dan pendudukan Jepang.
"Hal itu pada tahun 1960-an masih terlihat bentangan rel hingga Desa Mangunang (153 kilometer utara Banjarmasin) Kecamatan Labuan Amas Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel," tutur laki-laki berusia lebih 70 tahun tersebut.
Namun dari ceritera para pendahulu, rel tersebut untuk lori pengangkut batu arang atau batu bara dari usaha pertambangan Belanda "Oranje Nassau" dengan pusat produksi di Pengaron Kabupaten Banjar (sekitar 65 kilometer utara Banjarmasin.
"Berbeda dengan rencana keberadaan kereta api yang pembanungan relnya mulai 2018, mempunyai fungsi ganda, yaitu angkutan barang dan orang," demikian Syamsuddin Hasan.
Rencana pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Selatan terus dimatangkan pemerintah. Kementerian Perhubungan telah berkoordinasi dengan Pemprov Kalsel untuk membangun jalur rel Banjarmasin-Tanjung Kabupaten Tabalong sepanjang 196 kilometer. Jalur ini menjadi prioritas pertama dan harus sudah selesai pada 2019.
Pada tahun yang sama pula, jalur Banjarmasin-Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah sejauh 194 kilometer juga harus rampung. (Antara)
Berita Terkait
-
Pemerataan Pembangunan Infrastruktur hingga ke Wilayah Timur Indonesia
-
Dapat Dana Tambahan Rp 30 Triliun, Kereta Cepat Rute Los Angeles - San Fransisco Tetap Dibangun
-
Bupati Pati Sudewo Diduga Terlibat Korupsi Pembangunan Jalur KA di Sumatera hingga Sulawesi
-
Niatnya Curi HP, Aksi Copet Ini Malah Jadi Konten dan Terekam Jelas oleh Calon Korban
-
Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api, Mobil Tertabrak Kereta Api Ranggajati di Probolinggo
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
-
Dari Baper Sampai Teriak Bareng: 10+ Tontonan Netflix Buat Quality Time Makin Lengket
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
Terkini
-
Pelatihan Gratis Perawat Lansia: KemenPPPA Kirim Caregiver ke Singapura, Gaji Dua Digit
-
Lowongan Kerja Freeport September 2025 dan Gaji Fantastis Penempatan Smelter Gresik
-
PANI Siapkan Proyek Ambisius di Tepi Laut Untuk Investasi Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Naik Kelas Bersama BRI, UMKM Fashion Asal Bandung Ini Tembus Pasar Internasional
-
Apa Itu Co Living? Tren Gaya Hidup Baru Anak Muda
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
SPBU Swasta Beli BBM dari Pertamina, Simon: Kami Tak Cari Untung!
-
Jurus SIG Hadapi Persaingan: Integrasi ESG Demi Ciptakan Nilai Tambah Jangka Panjang
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang