Suara.com - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menyatakan bahwa erupsi Gunung Agung di Bali, akhir 2017, berdampak negatif terhadap trafik penumpang internasional.
"Erupsi Gunung Agung memberi dampak signifikan terhadap penumpang internasional," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (26/2/2018).
Menurut dia, akibat bencana alam tersebut, terjadi penurunan yang cukup signifikan dari penumpang internasional pada triwulan keempat 2017 dibandingkan triwulan ketiga 2017.
"Dalam satu hari itu kalau kami estimasi, pengaruhnya bisa berkisar antara 1 juta dolar AS hingga 1,5 juta dolar AS," katanya.
Pahala menjelaskan, kondisi baru normal kembali setelah 26 Januari di mana larangan wisata (travel ban) dari Pemerintah China juga baru diangkat. "Ini terutama yang menyebabkan penurunan tersebut," katanya.
Kendati demikian, Pahala menjelaskan capaian kinerja operasional mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,2 miliar dolar AS atau naik 8,1 persen dibandingkan 2016 sebesar 3,9 miliar dolar AS.
Maskapai plat merah itu juga berhasil mencatatkan tingkat keterisian penumpang sebesar 74,7 persen dengan tingkat ketepatan waktu (on time performance/OTP) sebesar 86,4 persen.
2017, Garuda Indonesia Angkut 36,2 Juta Penumpang
Sepanjang 2017, maskapai tersebut mengangkut 36,2 juta penumpang, naik 3,5 persen dibanding 2016 sebesar 35 juta penumpang. Tren peningkatan pertumbuhan trafik penumpang terjadi pada penumpang internasional yang naik 8,1 persen.
Garuda Indonesia Group mengangkut 36,2 juta penumpang sepanjang 2017, terdiri atas 24 juta penumpang Garuda Indonesia dan 12,3 juta penumpang Citilink.
Pahala Mansury menjelaskan jumlah tersebut meningkat 3,5 persen dibandingkan tahun 2016 sebesar 35 juta penumpang. "Garuda Indonesia mengangkut 24 juta penumpang dan Citilink sebanyak 12,3 juta penumpang," katanya.
Menurut Pahala, tingkat keterisian pesawat tercatat sebesar 73,4 persen untuk Garuda Indonesia pada tahun 2017, naik dari tahun sebelumnya sebesar 73,1 persen.
Dengan capaian tersebut, pendapatan perusahaan mencapai 2,61 miliar dolar AS, naik 1,6 persen dari capaian tahun 2016 sebesar 2,57 miliar dolar AS.
Ada pun tingkat keterisian pesawat untuk Citilink mencapai 79,8 persen, naik dari tahun sebelumnya sebesar 76,8 persen dengan pendapatan 511,2 juta dolar AS, naik 13,9 persen dari capaian tahun 2016 sebesar 448,6 juta dolar AS.
Garuda Indonesia mencatatkan total kerugian sebesar 213,4 juta dolar AS (setara Rp2,88 triliun, kurs Rp13.500) pada tahun kinerja 2017, turun 2,38 persen dibandingkan kerugian pada 2016 sebesar 9,36 juta dolar AS (setara Rp126,36 miliar).
Tag
Berita Terkait
-
Emiten Gerai Kopi FORE Cetak Laba Gede, Kuartal III-2025 Meroket 41 Persen
-
Laba Bersih Adhi Karya Rontok 93,62 Persen Hingga Kuartal III-2025
-
Sahamnya Terbang 500 Persen, Laba Bersih Emiten Grup Salim DCII Tumbuh 83,4 Persen
-
Mau Gelar RUPSLB, Garuda Indonesia Minta Izin Private Placement Hingga Hapus Aset
-
Pertamina Mau Genjot Penggunaan SAF dari Minyak Jelantah
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya
-
Bahlil Ingin Belajar Produksi Bioenergi Karbon dari Brasil
-
Nasib Perobohan Tiang Monorel Masih Tunggu Perumusan Skema
-
Wacana Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dinilai Bisa Ganggu Rantai Pasok IHT
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
-
Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Lakukan Pertemuan Tertutup: Mereka Semakin Semangat Bangun Kilang
-
Sedih, 80 Persen Lansia Gantungkan Hidup di Generasi Sandwich
-
Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 446,55 Triliun, Gimana Peluang dan Tantangannya?
-
Edukasi Transisi Energi ke Generasi Muda Terus Digencarkan
-
Setahun Berdampak: EBT Buka Harapan Baru dari Kebun Sawit hingga Desa Terpencil