Suara.com - Di awal tahun seperti sekarang, Anda sudah mulai mengejar target keuangan. Apakah ingin menambah penghasilan tambahan, mencari pekerjaan baru, hingga mengatur investasi.
Tapi di sisi lain, Anda perlu mewaspadai hal-hal kecil namun bisa berakibat keuangan yang cukup besar. Hal kecil tersebut bisa saja terjadi akibat rasa malas yang kadang muncul, dan kadang hilang.
Rasa malas sekilas memang manusiawi. Semua manusia kadang punya rasa malas. Malas untuk bangun pagi; malas untuk olah raga; hingga malas untuk sekadar menjawab telpon saat sedang liburan.
Dari sisi keuangan, ternyata rasa malas memiliki konsekuensi yang tidak kecil. Rasa malas bahkan bisa menimbulkan kerugian yang berlipat ganda dari sisi keuangan.
Bayangkan saja, jika Anda malas mengantre di ATM untuk membayar cicilan, lalu cicilanmu melewati jatuh tempo, Anda akan mengalami banyak kerugian. Kerugian paling sederhana, Anda akan terkena denda keterlambatan.
Kerugian lainnya, karena kamu malas membayar cicilan, credit scor kamu di bank akan jelek. Akibatnya berikutnya, kamu akan sulit mendapatkan pinjaman dari bank lagi jika suatu saat membutuhkan dana dari bank.
Jadi dari sisi keuangan, betapa banyak kerugian yang akan kamu derita jika kamu malas. Kerugian ini dimulai dari hal-hal kecil.
Apa saja? Berikut ini 5 kemalasan kecil tapi bisa mengakibatkan kerugian besar buat kamu:
Tidak mencatat tanggal jatuh tempo
Setiap tagihan memiliki tanggal jatuh tempo. Itulah tanggal paling akhir kamu harus membayar cicilan. Di kartu kredit bahkan, sebaiknya kamu membayar cicilan dua hari sebelum tanggal jatuh tempo.
Malas mencatat tanggal jatuh tempo setiap tagihan akan berakibat sangat buruk bagi keuangan. Catat di buku saku atau di smartphone setiap tagihan, nominal, dan tanggal jatuh tempo. Dengan begini, kamu akan terhindar denda gara-gara hal sepele, yakni lupa mengingat tanggal jatuh tempo cicilan.
Biaya yang muncul akibat hal sepele ini cukup besar. Tagihan internet misalnya: denda keterlambatannya sebesar Rp30 ribu sebulan. Jika terjadi setiap bulan, dalam setahun kamu terkena denda hingga Rp360.000. Ini hanya dari satu tagihan. Jika kamu punya 4 tagihan, jumlahnya akan mencapai Rp1.440.000 per tahun, sebuah biaya yang tidak kecil.
Malas Mengisi Uang Elektronik dalam Jumlah Cukup
Malas yang satu ini juga cukup berbahaya dari sisi keuangan. Maklum saat ini setiap mengisi ulang (top up) uang elektronik, nasabah akan terkena biaya sebesar Rp1.500 (termasuk PPN). Biaya ini antara lain muncul jika kamu mengisi ulang di loket Trans Jakarta.
Dalam sebulan, jika kamu melakukan isi ulang sebanyak 5 kali, karena malas mengisi uang elektronik dengan jumlah yang cukup, kamu akan terkena biaya Rp10.000. Dalam satu tahun jumlah bisa mencapai Rp120.000.
Sebab itu, isilah uang elektronikmu, termasuk tiket transportasi publik dengan jumlah yang cukup. Alokasikan untuk kebutuhan transaksi sebulan. Daripada kamu bolak balik mengisi uang elektronikmu dan terkena biaya top up yang cukup besar.
Malas Menggunakan Transportasi Umum
Kemalasan yang satu ini juga sangat besar dampaknya bagi kocek kamu. Jika kamu malas memakai transportasi umum, dan memilih kendaraan motor atau mobil pribadi, uang yang harus kamu keluarkan lebih besar.
Sebaliknya jika kamu lebih memilih memakai tranportasi umum, kamu akan menghemat hingga jutaan rupiah. Dan jika uang itu dikembangkan dalam instrumen investasi reksadana, bisa berkembangkan menjadi Rp 200 juta dalam sekian tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Industri Petrokimia Dinilai Punya Peluang Besar Berkembang di Indonesia
-
Cadangan Gas Turun, PGN Ungkap Tantangan Industri Migas Nasional
-
Reklamasi: Saat Kewajiban Hukum Bertransformasi Menjadi Komitmen Pemulihan Ekosistem
-
Pemerintah Mulai Pangkas Kuota Ekspor Gas Secara Bertahap
-
Kuota Mudik Gratis Nataru 2026 Berpeluang Ditambah, Cek Link Resmi dan Tujuan
-
Saham INET Melesat 24 Persen Usai Kantongi Restu OJK untuk Rights Issue Jumbo
-
Pabrik VinFast Subang Didemo Warga Kurang dari 24 Jam Setelah Diresmikan
-
Gus Ipul Datangi Purbaya, Usul Bansos Korban Bencana Sumatra Rp 15 Ribu per Hari
-
Hadapi Libur Nataru, BRI Optimistis Hadirkan Layanan Perbankan Aman
-
Nilai Tukar Rupiah Ambruk Gara-gara Kredit Nganggur