Suara.com - Mengelola keuangan memang tidak mudah dan memiliki seninya tersendiri. Pasalnya, tidak semua orang paham bagaimana cara mengelola keuangan yang tepat. Karena itu, membuat seberapa banyak pun pemasukan yang diterima, Anda akan selalu merasakan kekurangan.
Beberapa dari mereka yang gajinya Rp6 juta tetap masih merasa kekurangan dan merasa jika gajinya tidak dapat memenuhi segala kebutuhan. Memang kebutuhan-kebutuhan dalam hidup serasa tidak pernah cukup. Apalagi jika Anda tidak mengetahui mana yang menjadi kebutuhan dan mana yang menjadi keinginan.
Lalu, bagaimana cara tepat untuk mengelola keuangan dan bisa memiliki tabungan? Nah, bagi Anda yang memiliki gaji Rp6 juta, berikut ini tips-tips yang bisa Anda lakukan.
Menyusun Anggaran Bulanan
Setiap bulannya tentu Anda akan mengeluarkan biaya-biaya yang digunakan untuk kebutuhan. Misalnya, kebutuhan makan, transportasi, cicilan, hingga anggaran untuk nongkrong. Tak perlu untuk hidup superhemat, Anda bisa tetap merasa cukup meskipun dengan gaji Rp6 juta.
Untuk kebutuhan bulanan, Anda bisa mengalokasikan sekitar 40% pemasukan untuk kebutuhan harian. Itu berarti 40% dari Rp6 juta adalah sekitar Rp2,4 juta. Nah, jumlah inilah yang kemudian dapat Anda jadikan sebagai patokan agar semua kebutuhan tercukupi.
Jangan sampai Anda menggunakan anggaran lainnya untuk memenuhi kebutuhan bulanan. Belajarlah disiplin dengan aturan yang sudah dibuat.
Alokasikan untuk Tabungan
Tabungan adalah hal yang terpenting dalam kebutuhan keuangan. Dengan adanya tabungan, kondisi keuangan akan lebih stabil dan sehat. Sebenarnya, tabungan menjadi pos pertama yang harus Anda buat. Tidak ada kata “menabung dari sisa gaji”. Yang benar adalah Anda harus menyisihkan gaji terlebih dahulu untuk tabungan.
Untuk persentasenya, Anda bisa menyisihkan sekitar 10% dari gaji, yaitu sekitar Rp600 ribu setiap bulannya. Meskipun terkesan sedikit, jika dikumpulkan rutin setiap bulannya, tentu saja akan meningkatkan saldo tabungan. Selain itu, cobalah untuk memilih simpanan deposito. Sebab suku bunganya lebih tinggi dan akan melatih Anda untuk tidak tergoda mencairkan dana.
Sisihkan untuk Dana Darurat
Penting rasanya setiap orang memiliki dana darurat. Setidaknya, sisihkan 10% dari gaji untuk dana darurat. Dana darurat sangat penting mengingat ada banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang tidak terduga, seperti sakit, PHK, atau kebutuhan lainnya yang tidak bisa ditunda.
Dengan adanya dana darurat, Anda tetap bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak terduga tersebut dan tidak menganggu keuangan sehari-harinya. Lebih baik untuk mempersiapkan jauh-jauh hari dibandingkan dadakan.
Pastikan Masa Depan dengan Investasi
Jika Anda menginginkan uang yang dimiliki terus bertambah, jangan hanya menyimpannya dalam tabungan. Alokasikan untuk investasi sehingga nilai uang Anda bisa terus-menerus meningkat. Saat ini ada banyak pilihan investasi yang bisa dilakukan meskipun dengan modal yang tidak terlalu besar.
Untuk modal investasi, Anda bisa mulai menyisihkan 10% dari gaji setiap bulannya, yaitu sekitar Rp600 ribu. Jenis investasi yang bisa Anda lakukan dengan jumlah modal tersebut adalah investasi emas dan reksa dana. Selain modalnya yang sedikit, risiko investasi juga tidak terlalu besar.
Sediakan Anggaran untuk Keperluan Kredit
Pos terakhir yang perlu Anda pikirkan adalah mengenai anggaran untuk keperluan kredit. Jika Anda memiliki atau ingin mengajukan tagihan/cicilan setiap bulannya, siapkan setidaknya anggaran cicilan sekitar 30% dari pemasukan yang dimiliki.
Dengan begitu, sekitar kurang lebih Rp1,8 juta rupiah bisa Anda gunakan untuk keperluan kredit. Model kredit seperti ini akan sangat efektif bagi Anda yang masih mengambil cicilan dengan jumlah gaji sekitaran Rp6 juta .
Baca juga artikel Cermati lainnya:
Berita Terkait
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Kenaikan Gaji PNS 2025: Hoax atau Fakta?
-
Kementerian BUMN Berubah Jadi BP BUMN, Gaji ASN dan PPPK Turun?
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya Tuding TKD Jadi Ajang Penyelewengan, Para Gubernur Teriak: Bikin Repot!
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Saham-saham Prajogo Pangestu Paling Banyak Diburu! Cek Prediksi IHSG Hari Ini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?