Suara.com - Vladimir Putin kembali terpilih untuk yang keempat kalinya sebagai Presiden Negara Federasi Rusia dengan kemenangan telak dalam Pemilu mencapai 76 persen. Kemenangan telak Putin membuktikan dirinya mampu meraih dukungan pemilih dari rakyat yang mencintainya.
"Pertanyaannya adalah, apakah yang membuat Putin kembali sebagai Presiden Rusia selain faktor dukungan politik, bagaimana sebenarnya perkembangan ekonomi Rusia yang hanya masuk dalam rangking 6 (enam) besar dunia?," kata Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori, saat dihubungi Suara.com, Sabtu (31/3/2018).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Rusia tidaklah begitu bagus. Hanya saja pemerataan ekonomi dan hasil-hasil pembangunannya lah yang membuat Putin dicintai rakyatnya. Tingkat pengangguran di Rusia tak begitu besar, hanya 5,4 persen (data Juni, 2016) padahal secara makro ekonomi pada saat itu keadaan ekonomi Rusia tidak begitu bagus.
Pertumbuhan ekonomi Rusia sejak tahun 2014 memburuk, rata-rata hanya mencapai antara 1,5-2 persen lebih, bahkan lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (WB) memperkirakan bahwa ekonomi Rusia akan mengalami resesi. Alasannya cukup kuat, sebab tingkat inflasi Rusia mencapai 12 persen lebih dan tingkat kemiskinan mencapai 14 persen lebih.
"Secara teori ekonomi makro kapitalisme, perkembangan ekonomi Rusia ini adalah anomali, tak sesuai teks ekonomi arus utama (mainstream)," ujarnya.
PDB dan Efisiensi
Paling tidak, ada 3 (tiga) faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi Rusia yang berada di bawah Indonesia (5 persen lebih) memberikan dampak pemerataan, yaitu: 1. Efisiensi Birokrasi, 2. Ekspor yang meningkat dengan kandungan dalam negeri yang tinggi, dan 3. Investasi di sektor Industri (riil) yang meningkat.
Efisiensi yang berhasil dilakukan oleh Rusia terjadi di bidang pendidikan, kesehatan, layanan sosial serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, sumber penerimaan dalam negeri mengalami peningkatan bersumber dari meningkatnya volume ekspor bahan non mentah. Volume ekspor Rusia selain bahan baku dan energi pada Kuartal II Tahun 2017 naik sebesar 16,8 persen secara tahun ke tahun menjadi USD77 Milyar dan menyumbang 35 persen dari total penerimaan ekspornya.
Namun demikian yang lebih penting adalah, Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) dari indikator ekonomi makro yang sebesar USD 8.838 per kapita (Tahun 2016) itu justru cukup tinggi dan merata, yang berarti nilai tambah industri benar-benar dinikmati industri atau rakyat Rusia sendiri.
Menurut Defiyan, capaian ekonomi Rusia tak bisa lepas dari Elvira Naubilina, seorang skonom yang saat ini menjadi Gubernur Bank Sentral Rusia, yang sama-sama menempuh pendidikan ekonomi di USA. Elvira telah memoles dan membuat perbedaan dalam kinerja ekonomi makro Rusia, yaitu perbedaan dalam cara mencapai kesejahteraan, mengatasi pengangguran serta melakukan pemerataan pembangunan.
"Lalu, apa yang membuat perbedaan Elvira dengan Sri Mulyani, adalah pada kepercayaan kelembagaan dalam menangani ekonomi negaranya. Elvira tak menggunakan teori yang dianjurkan oleh IMF dan WB, sebaliknya dengan Sri Mulyani," tutupnya.
Berita Terkait
-
Rusia-Ukraina Mau Damai, Harga Minyak Dunia Kembali Merosot
-
Harga Minyak Stabil, Pasar Cermati Sinyal Perdamaian Rusia-Ukraina
-
Harga Minyak Dunia Stabil, Ditahan Dua Faktor: Damai Rusia-Ukraina dan Sanksi AS
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Rusia Rancang Piala Dunia Tandingan, Peluang Timnas Indonesia Ikut Tampil
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Kabar Kenaikan Gaji PNS Tahun 2026, Ada 2 Syarat
-
Kementerian ESDM Buka Peluang Impor Gas dari AS untuk Penuhi Kebutuhan LPG 3Kg
-
Bisnis AI Kian Diminati Perusahaan Dunia, Raksasa China Bikin 'AI Generatif' Baru
-
Waskita Karya Rampungkan Transaksi Divestasi Saham Jalan Tol Cimanggis - Cibitung Rp3,28 Triliun
-
Dukung Mitigasi Banjir dan Longsor, BCA Syariah Tanam 1.500 Pohon di Cisitu Sukabumi
-
Magang Nasional Gelombang III Segera Digelar, Selanjutnya Sasar Lulusan SMK
-
Banjir Sumatera Telan Banyak Korban, Bahlil Kenang Masa Lalu: Saya Merasa Bersalah
-
Mulai 2026 Distribusi 35 Persen Minyakita Wajib via BUMN
-
Akhirnya Bebas, Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi: Terima Kasih Profesor Dasco