Bisnis / Energi
Senin, 24 November 2025 | 10:17 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
Baca 10 detik
  • Harga minyak stabil di Asia setelah turun 3% pekan lalu, dengan Brent di USD 62,45/barel dan WTI di USD 57,91/barel.

  • Pasar menunggu dampak ganda: potensi perdamaian Rusia-Ukraina bisa tingkatkan pasokan, sementara sanksi AS pada perusahaan minyak Rusia menahan harga.

  • Ketidakpastian pasokan global menjadi kunci fluktuasi harga, mencerminkan sensitifitas pasar terhadap geopolitik dan sanksi ekonomi

Suara.com - Harga minyak dunia dilaporkan stabil di perdagangan Asia, usai mengalami penurunan yang signifikan sekitar 3 persen pada pekan lalu.

Harga minyak yang stabil disebabkan dua faktor yang sedang dinantikan pasar, yakni upaya perdamaian Rusia-Ukraina, dan sanksi Amerika Serikat (AS kepada perusahaan minyak Rusia.

Mengutip dari Investing.com, harga minyak mentah Brent pada Senin (24/11/2025) turun tipis sebesar 0,2 persen menjadi 62,45 Dolar AS per barel.

Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate turun 0,3 persen menjadi 57,91 Dolar AS per barel.

Stabilnya harga minyak mentah tersebut, dipicu dua faktor yang saling bertolak belakang.

Pertama, pasar menantikan perdamaian antara Rusia dengan Ukraina yang difasilitasi AS.

Ilustrasi seorang pengunjuk rasa memegang plakat saat unjuk rasa menentang invasi Rusia ke Ukraina. [Tiziana FABI / AFP]

Dilaporkan AS dan Ukraina telah menyepakati kerangka kerja perdamaian dengan Rusia yang telah diperbarui dan disempurnakan.

Jika kesepakatan damai, disebut dapat memicu peningkatan pasokan minyak mentah dari Rusia ke pasar global.

Meningkatnya pasokan itu dikhawatirkan dapat memperburuk situasi kelebihan pasokan global saat ini, sehingga diproyeksikan harga yang tertekan dapat berlanjut.

Baca Juga: Sepakat dengan Purbaya, Mendag Tegaskan Bayar Pajak Tak Bisa Jadikan Impor Pakaian Bekas Legal

Sementara di satu sisi, pasar menantikan sanksi AS kepada dua perusahaan minyak Rusia, Rosneft, dan Lukoi yang berlaku mulai 21 November lalu.

Dengan sanksi diberikan dapat mengganggu distribusi minyak Rusia ke pasar global, yang merupakan salah satu produsen terbesar di dunia.

Ketidakpastian pasokan akibat sanksi ini memberikan sedikit dukungan harga.

"Perkembangan terkait potensi perjanjian damai penting bagi pasar minyak, terutama di tengah ketidakpastian yang signifikan mengenai dampak sanksi yang baru-baru ini dijatuhkan terhadap Rosneft dan Lukoil Rusia," tulis analis ING.

"Jelas, kesepakatan damai meningkatkan kemungkinan pencabutan sanksi, atau setidaknya tidak ditegakkan secara ketat," tutupnya.

Load More