Suara.com - PT Astra International Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp4,98 triliun pada kuartal pertama 2018. Capaian ini menurun dua persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp5,078 triliun.
"Grup Astra diperkirakan akan terus mendapat keuntungan dari harga batu bara yang stabil, sementara persaingan di pasar mobil diperkirakan semakin meningkat," papar Presiden Direktur Astra International Tbk, Prijono Sugiarto dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (24/5/2018).
Ia mengemukakan Grup Astra mengalami penurunan kinerja pada sebagian segmen bisnisnya, khususnya pada segmen otomotif dan agribisnis, dimana penurunan ini lebih tinggi dari pada peningkatan kinerja pada segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi.
Pada kuartal pertama 2018, ia memaparkan, laba bersih dari segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat sebesar 68 persen menjadi Rp1,5 triliun. Sedangkan segmen otomotif menurun delapan persen menjadi Rp2,1 triliun, terutama disebabkan oleh meningkatnya kompetisi di pasar mobil. Sementara itu segmen agribisnis mencatatkan laba bersih turun 55 persen sebesar Rp283 miliar.
Sementara itu tercatat, pendapatan bersih Astra International Tbk meningkat 14 persen menjadi Rp55,8 triliun pada kuartal pertama 2018, seiring dengan peningkatan pendapatan terutama berasal dari bisnis alat berat dan pertambangan serta otomotif.
Dipaparkan juga, nilai utang bersih, di luar Grup jasa keuangan, mencapai Rp2,4 triliun, dibandingkan dengan nilai kas bersih Rp2,7 triliun per 31 Desember 2017, terutama disebabkan oleh investasi Grup di jalan tol, GO-JEK, dan belanja modal pada bisnis kontraktor penambangan. Anak perusahaan Grup segmen jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp44,8 triliun, dibandingkan dengan Rp46,1 triliun pada akhir tahun 2017.
Pada bulan Februari 2018, Prijono Sugiarto menyampaikan pihaknya telah menginvestasikan 150 juta dolar AS untuk kepemilikan saham minoritas di GO-JEK, perusahaan teknologi multi-platform terkemuka di Indonesia, yang menyediakan akses ke berbagai macam layanan dari transportasi dan pembayaran hingga jasa antar makanan, logistik serta berbagai layanan on-demand lainnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Toyota Indonesia Bersinergi dengan PMI Salurkan Bantuan Korban Bencana Sumatera
-
Eri Budiono Lapor: Bank Neo Kempit Laba Rp517 Miliar Hingga Oktober 2025
-
Tutup 2025, UD Trucks Tekankan Investasi Pada Kualitas SDM
-
BUVA Caplok 99,99 Persen Saham BKPP
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
-
Pemerintah Bidik Gig Economy Jadi Mesin Ketiga Pendorong Ekonomi Nasional
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Jelang Akhir Tahun, BSI Siapkan Uang Tunai Rp15,49 Triliun
-
Menko Airlangga Puja-puji AI, Bisa Buka Lapangan Kerja
-
Hans Patuwo Resmi Jabat CEO GOTO
-
Airlangga Siapkan KUR Rp10 Triliun Biayai Proyek Gig Economy
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Pabrik VinFast Subang Digeruduk Massa Sehari Usai Diresmikan, Minta 'Jatah' Lokal
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%