Suara.com - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro meminta kepada penerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah untuk tidak merokok karena rokok merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap garis kemiskinan.
"Semua keluarga yang menerima bansos baik Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non Tunai, dan lainnya itu, tidak boleh merokok. Kita harus tegas. Rokok itu sumbangannya di desa 10 persen dan kota 11 persen. Jadi kepala keluarga atau siapapun di keluarga yang merokok, otomatis pendapatan riil keluarga itu terganggu hingga 10-11 persennya," ujar Bambang dalam diskusi "Fakta Penurunan Angka Kemiskinan" di Jakarta, Senin (30/7/2018).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan.
Secara nasional, sumbangan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2018 sebesar 73,48 persen jenis komoditas makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, dan gula pasir.
Sedangkan komoditi non makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.
Di perkotaan, beras berkontribusi sebesar 20,95 persen dan rokok kretek filter 11,07 persen. Sedangkan di perdesaan, beras menyumbang sebesar 26,79 persen dan rokok kretek filter 10,21 persen.
"Lebih baik rokok itu diganti dengan telur, daging ayam, atau makanan penunjang lainnya. Jadi kita perlu beri pelajaran kepada semua penerima bantuan itu agar tidak merokok," ujar Bambang.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, rokok kretek filter memang komoditas yang paling banyak dikonsumsi oleh penduduk miskin setelah beras.
Selain itu, harga rokok kretek filter memang tidak berfluktuasi, namun harganya terus naik tiap tahunnya.
"Itu makanya persentase kontribusinya semakin naik terhadap garis kemiskinan. Karena itu perlu diingatkan supaya orang tidak merokok dan merokok itu juga memang tidak bagus," ujar Suhariyanto. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Technical View IHSG dan Rekomendasi Saham Hari Ini, BUMI Masih Layak Dibeli?
-
BLT Kesra Cair Berapa Kali Tahun 2025? Ini Update Terkini dari Pemerintah
-
Bank-Pindar Mulai Kolaborasi Suntik Akses Kredit ke UMKM Lewat Teknologi Canggih
-
Intip Bahan Baku dan Pembentukan Energi Terbarukan Biomassa, Apa Merusak Lingkungan?
-
Laba BRMS Diprediksi Melejit, Target Harga Saham Meningkat
-
Biaya Haji Turun, OJK Minta Bank Jemput Bola Jaring Nasabah
-
Jaring Investor AS, MedcoEnergi (MEDC) Resmi Diperdagangkan di OTCQX
-
BUMN Dapen Jamin Transparansi Pengelolaan Dana
-
MNC Bank-Nobu Batal Kawin, OJK: Harapannya Tetap Fokus Target Pertumbuhan
-
BRI Manajemen Investasi Catatkan KIK EBA Syariah Perdana di Indonesia