Suara.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih menunjukkan pelemahan. Di pasar spot, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.710 per dolar as pada perdagangan Jumat (31/8/2018) pagi. Posisi rupiah hari ini sedikit menguat dibanding sehari sebelumnya yakni Rp14.734 per dolar AS.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan pelemahan rupiah tersebut. Pasalnya, pelemahan mata uang ini tidak hanya dialami oleh Indonesia.
"Bukan hanya Indonesia, negara lain seperti mata uang swedish Crown lalu dolar Australia juga melemah. Pelemahan rupiah tidak terlalu dalam kalau dibanding negara lain," kata Mirza di Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Menurut Mirza, pelemahan rupiah ini masih disebabkan oleh kondisi gejolak perekonomian dunia. Meski begitu, mata uang Garuda tersebut masih relatif terkendali apabila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya.
"Kalau kita lihat masalah stabilisasi nilai tukar, jangan liat rupiah-nya sendiri. Bandingkan dengan negara lain juga, gonjang-ganjingnya kan seluruh dunia kena. Karena pengaruh global itu tadi," kata dia.
Kendati demikian, Mirza mengklaim BI tidak tinggal diam menghadapi pelemahan rupiah tersebut. Menurutnya, sejumlah langkah telah diambil oleh bank sentral untuk meredam pelemahan rupiah.
Salah satunya dengan kebijakan moneter, menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis points pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Agustus.
"Dari BI menaikkan suku bunga acuan supaya terjadi inflow (arus dana asing masuk). Sekarang inflow sudah mulai kembali, pembelian SBN khususnya long term investor sudah mulai masuk. Kemudian eksportir menjual dolar-nya," ujarnya lagi.
Selain itu, BI juga terus melanjutkan intevensi ganda yakni di pasar valuta asing (valas) maupun di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Diharapkan cara ini bisa memberikan dampak positif terhadap nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Eni Selalu Lapor ke Idrus Marham Dapat Suap Proyek PLTU Riau-1
"Selain itu swap rate juga kami permudah, percepat, dan murah. Setiap hari eksportir dan pengusaha bisa memastikan kebutuhan valas maupun Rupiah (ke BI)," imbuh Mirza.
Berita Terkait
-
Rupiah Tembus Rp 14.700 per Dolar AS, Sri Mulyani Waspada
-
Pemerintah dan BI Siapkan 9 Cara Dorong Pariwisata Genjot Devisa
-
Bank Indonesia Dukung Pasar Mangrove Batam Jadi Destinasi Wisata
-
Bank Indonesia Klaim Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi Sejak 2013
-
KPK: Kesaksian di Sidang Kasus BLBI Semakin Perkuat Dakwaan Jaksa
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Komisaris Utama PHE Lapor LHKPN, Harta Kekayaan Tembus Rp3,08 Triliun
-
BREN Jadi 'Largest Addition' di MSCI, Apa Artinya Bagi Investor Indonesia?
-
Sentimen Positif Pasar Modal Sejak Purbaya Jadi Menkeu: IHSG 6 Kali Cetak Rekor All Time High!
-
3 Rekomendasi Lokasi Rumah di Bogor untuk Kisaran Harga Mulai 400 Jutaan
-
Bukan Sekadar Bantuan, Pemberdayaan Ultra Mikro Jadi Langkah Nyata Entaskan Kemiskinan
-
BEI Rilis Liquidity Provider Saham, Phintraco Sekuritas Jadi AB yang Pertama Dapat Lisensi
-
Ekonomi RI Melambat, Apindo Ingatkan Pemerintah Genjot Belanja dan Daya Beli
-
Pakar: Peningkatan Lifting Minyak Harus Dibarengi Pengembangan Energi Terbarukan
-
Pertamina Tunjuk Muhammad Baron Jadi Juru Bicara
-
Dua Platform E-commerce Raksasa Catat Lonjakan Transaksi di Indonesia Timur, Begini Datanya