Suara.com - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Buwas) mengatakan persoalan impor beras jangan dijadikan polemik untuk mencari popularitas, tetapi bagaimana sama-sama mencari jalan keluar lewat koordinasi dan komunikasi yang baik.
"Kita harus berhitung betul, membiasakan cinta dalam negeri, produk negeri sendiri, memanfaatkan se-efisien mungkin produk-produk dalam negeri, jiwa nasionalisme dibangun. Bagaimanapun untuk kepentingan bangsa ini, jangan mencari popularitas, yang dikerjakan untuk kepentingan negeri," kata Buwas di Kota Bogor.
Buwas mengatakan, secara khusus ia menghadiri peresmian Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) agar bisa menjawab polemik di media terkait impor beras.
"Saat ini soal impor tidak ada masalah, makanya saya datang menjawab. Ini upaya dari Kementerian Pertanian, dan menghindar dari impor," kata mantan Kepala BNN ini.
Buwas menjelaskan izin impor sebanyak 1,8 juta ton merupakan izin yang diterbitkan dan dikeluarkan sebelum dirinya menjabat sebagai Dirut Bulog. Terkait yang 2 juta ton adalah perintah baru, yang belum ada izinnya.
"Itu ada perintah baru untuk kita impor 2 juta ton, tapi menurut saya tidak perlu karena kita punya stok 2,4 juta," katanya.
Ia berkeyakinan sampai tahun depan Indonesia tidak membutuhkan impor beras, berdasarkan analisis yang dilakukan oleh tim ahli yang berasal dari berbagai bidang ilmu yang dilakukan Bulog. Tim ini melibatkan ahli dari pertanian, ahli perekonomian, dari Bulog, Kepolisian dan BIN.
Menurutnya, keterlibatan BIN karena sesuai dengan bidangnya menganalisis bagaimana kemungkinan apabila stok beras betul-betul kurang dan apa dampaknya.
"Itukan harus dianalisis berdasarkan beberapa situasi," katanya.
Dari hasil analisi tim tersebut menyatakan, produksi beras di Indonesia dalam prediksi cuaca kering, musim tanam yang kecil, bahkan hasil panen kecil, masih bisa menghasilkan antar 11 sampai 12 juta ton.
Sementara kebutuhan nasional 2,4 juta ton, berarti ada kelebihan berdasarkan hitungan riil, sehingga tidak harus impor. Sementara itu, stok beras yang ada di Bulog yakni beras impor tidak bergerak karena tidak bisa diserap.
"Kalau memang kenyataannya perlu impor ya kita impor. Benar-benar dibutuhkan, jangan sampai mengganggu petani, menggangu pasar, mengganggu konsumen. Jadi Bulog terbebani, karena Bulog harus betul-betul berhitung secara riil," katanya.
Buwas juga mengklarifikasi data yang mengatakan setiap bulan dilakukan impor. Hal tersebut tidak benar, impor yang masuk adalah barang yang sudah diimpor sebelum dirinya menjadi Dirut Bulog yakni sebanyak 1,8 juta ton.
Kedatangan beras impor tersebut dibuat bertahap, karena mengatur pasokan, selain itu beras impor yang masuk juga belum terserap semuanya.
"Kenapa saya atur bertahap, supaya tidak menggangu produksi petani, situasi harus kita amankan jangan sampai gejolak," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
Terkini
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah