Suara.com - Jepang menyetujui memberikan utang sebesar 70,210 miliar yen atau bernilai sekitar Rp 10 triliun ke Indonesia untuk membiayai pembangunan jalur Mass Rapid Transit (MRT) tahap kedua di Jakarta. Nota pinjaman tersebut ditandatangani Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Desra Percaya dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii di Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Konselor Bidang Ekonomi Kedutaan Besar Jepang Shigemi Ando, menyampaikan bahwa pinjaman tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan Jepang pada upaya pemerintah Indonesia untuk menyediakan angkutan umum yang andal bagi publik di Jakarta.
"Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk menyediakan transportasi publik, yang bisa dilihat dari perkembangan proyek MRT di Jalan Thamrin dan Sudirman yang saat ini memasuki tahap akhir," kata dia.
Pinjaman berjangka 40 tahun sejak 2018 dengan bunga 0,1 persen per tahun tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan jalur MRT sepanjang delapan kilometer dari Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, ke Kampung Bandan, Jakarta Utara.
Dana tersebut juga akan dipakai untuk menutupi apabila terdapat kekurangan biaya dalam pembangunan jalur tahap I dari Lebak Bulus, Jakarta Selatan ke Bundaran HI, yang ditargetkan selesai pada Desember 2018.
Menurut Ando, besaran jumlah maksimal pinjaman tersebut didasarkan pada studi kelayakan yang dilakukan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan dana sekitar 70 miliar yen dianggap cukup untuk memenuhi pembangunan jalur terowongan bawah tanah sepanjang tujuh kilometer dan satu kilometer jalur layang dari Bundaran HI ke Kampung Bandan.
"Berdasarkan data yang ada dan pertimbangan kami mungkin kelebihan dan sisa tidak akan muncul, tetapi jika ada sisa pinjaman, tidak dapat digunakan untuk yang lainnya, karena angka 70 miliar itu sudah maksimal, sesuai perjanjian kami hanya akan memberikan pinjaman sejumlah itu," kata dia.
Pembangunan jalur MRT tahap II ditargetkan rampung pada 2035 dan diperkirakan pada 2037, MRT Jakarta dapat mengakomodasi arus penumpang mencapai sekitar 2,7 juta orang per km setiap hari dengan jumlah operasional kereta mencapai 236 kali per hari. (Antara)
Baca Juga: Usai MRT, Giliran Kereta Bandara Soetta Jadi Sasaran Vandalisme
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
Bansos PKH Oktober 2025 Kapan Cair? Ini Kepastian Jadwal, Besaran Dana dan Cara Cek Status
-
Profil PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE), Ini Sosok Pemiliknya
-
BRI Ajak Warga Surabaya Temukan Hunian & Kendaraan Impian di Consumer BRI Expo 2025
-
TikTok Dibekukan Komdigi Usai Tolak Serahkan Data Konten Live Streaming Demo
-
Maganghub Kemnaker: Syarat, Jadwal Pendaftaran, Uang Saku dan Sektor Pekerjaan
-
Perusahaan Ini Sulap Lahan Bekas Tambang jadi Sumber Air Bersih
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya