Suara.com - Boeing mengakui bahwa pihaknya mengalami keterlambatan pengiriman pesawat ke konsumennya pada Oktober 2018.
Chief Financial Officer Boeing, Greg Smith mengatakan, keterlambatan pengiriman ini, karena produsen pesawat asal Amerika Serikat itu tersandung masalah bahan baku mesin.
Menurut Greg, pemasok mesin yakni General Electric terlambat mengirimkan mesin, sehingga mempengaruhi produksi pesawat.
"Pengiriman untuk tahun ini akan dimuat kembali. Anda akan melihat bulan Oktober yang lebih rendah dari biasanya, dan Anda akan melihat profil pengiriman lebih tinggi pada bulan November dan Desember," ujar Greg seperti dilansir Reuters, Kamis (8/11/2018).
Boeing saat ini fokus dalam rencana pemulihannya untuk pesawat seri 737 terlaris produksinya yang disebabkan oleh keterlambatan pesawat, mesin dan komponen lainnya, sehingga memicu hambatan produksi di pabriknya di Seattle.
"Kami fokus pada rantai pasokan GE dan GE mereka kembali pada rencana pemulihan. Kami masih belum sepenuhnya pulih dan tidak berharap sampai akhir tahun ini," tambahnya.
Selain mengumumkan keterlambatan pengiriman pesawat, Boeing juga menyatakan telah mengirim surat ke operator maskapai pengguna pesawat yang diproduksinya seperti pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 yang belum lama ini jatuh dan menyebabkan 189 orang jadi korban meninggal dunia.
Surat yang dikirimkan oleh Boeing isinya memberikan peringatan pada maskapai, jika ada kesalahan pembacaan sistem sedikit saja dapat menyebabkan pesawat secara tiba-tiba menyelam.
Sensor itu memberikan informasi kepada pilot soal posisi pesawat dan aliran udara di sekitarnya ketika terbang. Jika sudut pesawat ketika lepas landas dan hendak mencapai ketinggian jelajah terlampau tajam, maka bisa menyebabkan pesawat itu kehilangan kendali aerodinamika (stall).
“Boeing akan memperingatkan pilot untuk mengikuti prosedur yang ada untuk menangani masalah itu," kata pejabat Boeing yang tak ingin disebutkan namanya dilansir dari Reuters Rabu, (7/11/2018).
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Babak Baru Industri Kripto, DPR Ungkap Revisi UU P2SK Tegaskan Kewenangan OJK
-
Punya Kekayaan Rp76 M, Ini Pekerjaan Ade Kuswara Sebelum Jabat Bupati Bekasi
-
DPR Sebut Revisi UU P2SK Bisa Lindungi Nasabah Kripto
-
Hotel Amankila Bali Mendadak Viral Usai Diduga Muncul di Epstein Files
-
Ekspansi Agresif PIK2, Ada 'Aksi Strategis' saat PANI Caplok Saham CBDK
-
Tak Ada Jeda Waktu, Pembatasan Truk di Tol Berlaku Non-stop Hingga 4 Januari
-
Akses Terputus, Ribuan Liter BBM Tiba di Takengon Aceh Lewat Udara dan Darat
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok