Suara.com - Para Pilot di Amerika Serikat mengecam Boeing yang terlambat memberikan informasi tentang potensi bahaya terkait dengan fitur kontrol di pesawat Boeing 737 MAX 8. Keterlambatan informasi itu membuat salah satu pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air jatuh di Perairan Tanjung Karawang.
Bahaya pada fitur kontrol tersebut adalah terdapat sistem pencegahan otomatis yang bisa tidak berfungsi. Sistem tersebut berguna untuk membantu pilot menghindari pesawat terbang berbalik turun secara tiba-tiba.
Peringatan informasi membuat kejutan asosiasi pilot yang menerbangkan model terbaru untuk operator AS. Pasalnya, pakar keamanan mengatakan bahwa di operator AS, baik di level manajer maskapai maupun pilot, tidak diberitahu bahwa sistem tersebut telah ditambahkan ke varian 737 terbaru. Sehingga, pilot merasa tidak siap untuk menghadapi risiko yang mungkin terjadi.
"Ini sangat konyol bagi mereka untuk menempatkan sistem di pesawat terbang dan tidak memberi tahu pilot yang mengoperasikan pesawat, terutama ketika berhubungan dengan kontrol penerbangan," kata ketua komite keselamatan untuk Asosiasi Pilot Sekutu, Kapten Mike Michaelis, seperti dilansir Wall Street Journal, Rabu (14/11/2018).
Salah satu Manajer Administrasi Penerbangan Federal mengatakan bahwa sistem kontrol penerbangan baru tidak dimasukkan ke dalam materi pelatihan Boeing 737 MAX 8.
Versi sebelumnya 737 memiliki sistem perlindungan yang berbeda, yang tidak secara otomatis menurunkan pesawat bahkan ketika autopilot pesawat dimatikan. Namun pengoperasian sistem-sistem yang lebih tua itu dimasukkan ke dalam pelatihan selama bertahun-tahun, dan para pilot harus menghapal langkah-langkah untuk melawan konsekuensi yang tidak diinginkan dan berbahaya. Materi pelatihan MAX 8 tidak menyertakan persyaratan untuk menghapal langkah-langkah untuk mematikan sistem perlindungan.
"Kami marah karena Boeing tidak memberi tahu perusahaan dan pilotnya juga tidak mendapat pemberitahuan," kata Presiden Serikat Pilot Southwest Airlines Co, Kapten Jon Weaks.
Seperti Pilot Weaks, beberapa manajer FAA dan pejabat industri tidak puas dengan Boeing yang menahan informasi potensi bahaya itu.
Hingga saat ini, Boeing sedang mengerjakan perbaikan perangkat lunak, yang kemungkinan akan memitigasi risiko. Dalam sebuah pesan yang dikirim ke semua operator 737, Boeing menjelaskan dengan teliti detail prinsip-prinsip teknik dan parameter operasional di belakang otomatisasi terbaru.
Baca Juga: Flash Sale Xiaomi di Inggris Diduga Settingan
Pesan itu lebih rinci daripada buletin Boeing yang dikeluarkan sebelumnya, yang berisikan peringatan kepada pilot tentang potensi bahaya. Dalam beberapa jam, FAA menindaklanjuti dengan direktif darurat yang mengharuskan perubahan dalam manual penerbangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
Emiten INET Sebentar Lagi Jadi Pemegang Saham Pengendali Perusahaan Outsourcing PADA
-
Dari Jalan Cepat hingga Fashion Show, Begini Cara Seru Peserta BPJS Jaga Kesehatan
-
Sektor Produksi Jadi Penopang, BRI Salurkan KUR Rp130,2 Triliun hingga September 2025
-
Sama dengan Indonesia, Malaysia Kantongi Tarif 19 Persen dari Amerika Serikat
-
BPJS Kesehatan Luncurkan Gerak Sehat Prolanis: Dorong Masyarakat Aktif Cegah Penyakit Kronis
-
ASEAN dan China Upgrade FTA Versi 3.0, Hapus Hambatan Non-Tarif dan Buka Akses UMKM
-
Potensi EBT Melimpah, Pemerintah Sinkronisasi Aturan Soal Transisi Energi
-
Mau Lepas Ketagihan Impor LPG, Bahlil Mulai Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME pada 2026
-
Rupiah Dibuka Stagnan Pada Awal Pekan Ini
-
Ancaman Tarif AS Kian Nyata! BI Waspada, Aliran Modal Asing dari Emerging Market Terus Berfluktuasi