Suara.com - Saham produsen pesawat Boeing naik setelah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan laporan awal penyebab kejadian jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737 MAX 8 PK-LQP.
Dalam laporan tersebut, KNKT melihat potensi kesalahan pemeliharaan dari maskapai yang mungkin menyebabkan kecelakaan 29 Oktober yang menewaskan 189 orang. Bahkan, KNKT menyebut pesawat tidak laik terbang pada penerbangan sebelumnya.
Seperti dilansir CNBC, Saham Boeing ditutup naik 4,9 persen Rabu. Padahal, saham perusahaan telah turun lebih dari 8 persen sejak kecelakaan itu.
Laporan KNKT mengatakan para penyelidik menduga kesalahan pemeliharaan di hari-hari sebelum kecelakaan itu mungkin telah menyebabkan serangkaian peristiwa tak terduga yang mengirim pesawat PK-LQP ke curam Laut Jawa.
Menyusul penerbangan pesawat Lion Air pada hari sebelumnya, Boeing mengatakan "pilot melaporkan beberapa masalah yang dialami baik pada catatan pemeliharaan pesawat maupun rekayasa."
"Laporan itu menyatakan bahwa pilot menjalankan daftar periksa stabilizer non-normal pelarian, tetapi itu tidak menyatakan bahwa ia mengkomunikasikan fakta itu dalam dokumentasi pemeliharaan setelah penerbangan itu," kata Boeing.
Sebelumnya, KNKT memaparkan hasil laporan awal investigasi pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Ketua Sub Komite Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo mengungkapkan kalau sebelum penerbangan rute Jakarta-Pangkal Pinang, pesawat Lion PK-LQP telah mengalami enam kali masalah.
Nurcahyo menuturkan berdasarkan rekaman data Flight Data Recorder (FDR) sejumlah kerusakan pesawat Lion Air PK-LQP berhasil teridentifikasi.
Salah satunya, dari data perawatan pesawat diketahui pesawat nahas tersebut telah mengalami masalah enam kali sejak empat penerbangan terakhir sebelum akhirnya jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga: KPK Sebut 2 Hakim PN Jaksel Pakai Kode "Ngopi" untuk Terima Suap
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Kepemilikan NPWP Jadi Syarat Mutlak Koperasi Jika Ingin Naik Kelas
-
Kemenkeu Salurkan Rp 268 Miliar ke Korban Bencana Sumatra
-
APVI Ingatkan Risiko Ekonomi dan Produk Ilegal dari Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok
-
Kapasitas PLTP Wayang Windu Bakal Ditingkatkan Jadi 230,5 MW
-
Revisi UU P2SK Dinilai Beri Perlindungan bagi Nasabah Kripto
-
Realisasi PNBP Tembus Rp 444,9 Triliun per November 2025, Anjlok 14,8%
-
Kemenkeu Ungkap Lebih dari 1 Miliar Batang Rokok Ilegal Beredar di Indonesia
-
Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Lokasi Bencana Kab Aceh Tamiang Salurkan Bantuan
-
PLN Sebut Listrik di Aceh Kembali Normal, Akses Rumah Warga Mulai Disalurkan
-
Penerimaan Bea Cukai Tembus Rp 269,4 Triliun per November 2025, Naik 4,5%