Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengungkapkan laporan awal penyebab jatuhnya pesawat Lion Air Boeing 737 MAX 8 PK-LQP penerbangan JT 610. Dalam laporan tersebut KNKT menyebut ada ketidaksesuaian antara data kru kabin yang dituliskan dengan yang bertugas.
Di 'weight and balance' tercatat pramugarinya lima, sementara ditulis di dokumen ada enam.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur Lion Group, Edward Sirait mengatakan, sebenarnya tidak ada perbedaan data. Menurut dia, memang terdapat enam kabin kru yang terdiri dari lima pramugrari dan satu instruktur.
"Memang menyangkut kejadian ini ada data antara crew yang aktif dengan yang tercatat di salah satu dokumen pesawat," ujar Edward di Gedung Lion Tower, Jakarta, Rabu (28/11/2018).
"Tetapi di dokumen yang lain sebenarnya sama. Mengenai jumlah cabin crew yang dinyatakan aktif 5 tetapi ada 6. Sebenarnya itu adalah instruktur dia adalah instruktur yang disamakan dengan aktif crew. Tetapi dalam laporan pilot dia adalah aktif crew. ini juga akan kami investigasi," sambung dia.
Pria yang akrab disapa Edo ini menegaskan kembali bahwa pernyataan bahwa Lion Air selalu memberikan data yang tidak benar itu salah. Atas pernyataan itu, Edo pun akan meminta klarifikasi kepada KNKT.
"Kemudian juga ada pertanyaan pertanyaan yang sifatnya tidak tepat seperti ada penyataan Lion Air selalu menyampaikan data yang tidak benar ini kan perlu juga kita minta klarifikasi tidak benarnya yang mana," tutur Edo.
Sementara terkait rekomendasi, Tambah Edo, Lion pun siap untuk menerapkan apa yang direkomendasikan KNKT pasca jatuhnya pesawat milik maskapai.
Seperti diketahui, KNKT memberikan dua rekomendasi yang pertama menjamin implementasi dari operation manual part A subchapter 1.4.2 dalam rangka meningkatkan budaya keselamatan dan untuk menjamin pilot dapat mengambil keputusan untuk meneruskan penerbangan.
Baca Juga: PSG Hajar Liverpool di Parc des Princes, Grup C Makin Memanas
Kedua, menjamin semua dokumen operasional diisi dan dikomentasikan secara tepat.
"Kami sudah dan akan melalukan tindak lanjut FU terkait rekomendasi tersebut misalnya mengenai budaya keselamatan itu sebenarnya sebelumnya sudah kita lakukan terus menerus di lingkungan Lion Air, " pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Bongkar Gurita Korupsi Pertamina, Kejagung Periksa Jaringan Lintas Lembaga
-
Guntur Romli Murka, Politikus PDIP 'Rampok Uang Negara' Terancam Sanksi Berat: Sudah Masuk Evaluasi!
-
Dasco: UU Anti-Flexing Bukan Sekadar Aturan, tapi Soal Kesadaran Moral Pejabat
-
Harta Kekayaan Minus Wahyudin Moridu di LHKPN, Anggota DPRD Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Dapat Kesempatan Berpidato di Sidang Umum PBB, Presiden Prabowo Bakal Terbang ke New York?
-
SPBU Swasta Wajib Beli BBM ke Pertamina, DPR Sebut Logikanya 'Nasi Goreng'
-
Menkeu Purbaya hingga Dirut Pertamina Mendadak Dipanggil Prabowo ke Istana, Ada Apa?
-
Bukan Kursi Menteri! Terungkap Ini Posisi Mentereng yang Disiapkan Prabowo untuk Mahfud MD
-
Jerit Konsumen saat Bensin Shell dan BP Langka, Pertamina Jadi Pilihan?
-
Warga Jakarta Siap-siap, PAM Jaya Bakal Gali 100 Titik untuk Jaringan Pipa di 2026