Suara.com - Sandiaga Uno berjanji akan menghapuskan pajak perbukuan jika terpilih sebagai Wakil Presiden. Adapun tujuan dihapuskannya pajak perbukuan, agar harga buku menjadi murah dan minat baca semakin meningkat.
Namun, hal tersebut dinilai sebagai suatu langkah yang kurang tepat.
Aktivis literasi yang juga sebagai pendiri Pustaka Bergerak Nirwan Ahmad Arsuka mengatakan, menghapus pajak perbukuan, salah satunya pajak kertas tidak berhubungan langsung dengan minat baca masyarakat Indonesia.
"Tak ada hubungan yang langsung dan sederhana antara pajak kertas dengan minat baca, tapi bagaimana meningkatkan produktivitas masyarakat, sehingga daya belinya juga naik. Jika masyarakat kita daya belinya naik, maka buku-buku tidak akan terasa mahal. Buku yang dianggap mahal pun, bisa dibeli," kata Nirwan saat dihubungi Suara.com, Senin (4/3/2019).
Nirwan menambahkan, penghapusan pajak perbukuan ini juga akan berdampak pada industri buku, ia masih meragukan efek jangka panjang dari kebijakan yang dijanjikan wakil dari capres Prabowo Subianto itu.
"Mungkin positif pada industri buku, setidaknya dalam jangka pendek. Tapi bagaimana jangka panjangnya? Jangan-jangan malah menimbulkan masalah lain yang tak terduga? Yang jelas, menghapus pajak ini semua, tentu punya pengaruh makroekonomi pada skala nasional kan?" jelasnya.
Sebelumnya, Sandiaga menilai, pajak perbukuan sangat memberatkan masyarakat dan para penerbit buku. Sedikitnya ada empat macam pajak dari kertas hingga buku sampai ke tangan masyarakat.
Mulai dari pajak kertas yang mencapai 10 persen, pajak percetakan sebesar 10 persen, royalti penulis 15 persen dan pajak penjualan 10 persen.
"Angka ini terlalu besar dan membuat harga buku menjadi mahal," kata Sandiaga saat mengunjungi pameran Islamic Book Fair (IBF) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (3/3/2019).
Baca Juga: Sandiaga Janji Akan Hapus Pajak Buku: Pajak Buku Membuat Harga Buku Mahal
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Daftar Konglomerat Kelas Kakap yang Beli Patriot Bond, Ada Barito Hingga Djarum
-
Sah! Kementerian BUMN Berubah Jadi Badan Pengatur BUMN
-
Lowongan Kerja dan Gaji PT KAI Commuter Oktober 2025, Ada 8 Posisi Lulusan D3 dan S1
-
Kilang Minyak Dumai Kebakaran, Stok BBM Pertamina Gimana?
-
AI Jadi Kunci Efisiensi Bisnis, Produktivitas Perusahaan Bisa Naik 40 Persen
-
Uang Pensiun DPR Digugat, Berapa Nominal yang Diterima Pensiunan DPR per Bulan?
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Neraca Dagang Surplus Terus Selama 64 Bulan, Bank Indonesia : Ekonomi Indonesia Makin Kuat
-
Pergerakan IHSG Hari Ini: Pasar Diuji, Faktor-faktor Ini Mungkin Jadi Penentu