Suara.com - Bank Indonesia menilai tak ada yang salah kalau Indonesia berutang kepada negara lain. Menurut BI, Indonesia berutang karena dana dalam negeri tak mencukupi.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengungkapkan, pendanaan dalam negeri kekinian dari sektor perbankan hanya Rp 5.500 triliun.
"Jadi tidak salah Indonesia pinjam dari luar negeri, karena dari dalam negeri tidak cukup. Perbankan hanya 33 persen dari PDB, dan itu sudah komponen besar dari dana funding kita. Size asuransi hanya Rp 900 triliun – Rp 1.000 triliun, size perbankan Rp 5.500 triliun. Kalau digabungkan hanya sekitar 33 persen dari PDB Indonesia," ujar Mirza dalam konferensi pers di kompleks perkantoran BI, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).
Mirza menuturkan, pendanaan luar negeri ini juga bisa menahan laju defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD).
Menurut dia, salah satu yang menyebabkan transaksi berjalan masih defisit karena pendapatan primer juga masih defisit. Selama 2018, BI mencatat neraca pendapatan primer masih defisit sebesar USD 30,4 miliar.
"Apakah hanya Indonesia yang punya primary income deifist? Ada Thailand, tapi services besar, ekspor sedemikian besar, jadi total current account positif," tutur dia.
Maka dari itu, Mirza menambahkan harus ada jalan keluar untuk membenahi CAD. Salah satu yaitu meningkatkan ekspor dan ekspor produk jadi.
"Jadi bagaimana caranya kita supaya bisa surplus? Pertama ekspor, kedua jadi diversifikasi ekspor, impor energi dialihkan ke energi yang komponen nonfosilnya itu bisa jadi lebih kecil, mobil elektrik, kebijakan pajaknya lebih pro ke yang sifatnya renewable," ucap dia.
Untuk diketahui, berdasarkan data BI, utang luar negeri (ULN) Indonesia, yang terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral serta swasta, hingga akhir Januari 2019 sebesar USD 383,3 miliar atau sekitar Rp 5.366,2 triliun.
Baca Juga: Vanessa, Misteri Wanita Berbaju Merah di Rumah Jelangkung Depok
Jumlah itu meningkat 7,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 357,6 miliar.
Berita Terkait
-
Naik, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 5.366,2 Triliun
-
Naik, Utang Luar Negeri Indonesia Kuartal IV 2018 Rp 5.275,2 Triliun
-
Utang Luar Negeri Indonesia Rp5.220 Triliun, BI Jamin Masih Aman
-
Awasi Utang Luar Negeri, Bank Indonesia Terbitkan Aturan Baru
-
Utang Luar Negeri Indonesia Naik 5,3 persen Jadi Rp 5.227 Triliun
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Satgas PKH Rampas Tambang Ilegal Terafiliasi Kiki Barki, Aktivis Malut Tunggu Giliran PT Position
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Pengeluaran Riil Orang RI Hanya Rp12,8 Juta Per Tahun
-
Melalui Trade Expo Indonesia 2025, Telkom Dukung UMKM Binaan Tembus Pasar Global
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
Rencana Merger BUMN Karya Terus Digas, Tinggal Tunggu Kajian
-
NeutraDC Nxera Batam Jadi Pusat Hyperscale Data Center Berbasis AI dari TelkomGroup
-
Satgas PKH Ambil Alih Sejumlah Tambang Ilegal, Termasuk Milik Taipan Kiki Barki
-
Gara-gara PIK2, Emiten Milik Aguan CBDK Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun di Kuartal III-2025