Suara.com - Pesatnya dunia teknologi di Indonesia khususnya di Kota Sukabumi, Jawa Barat menyebabkan para pencari kerja harus bersaing dengan mesin atau teknologi robotik.
"Sekarang pencari kerja tidak hanya bersaing dengan sesama manusia saja tetapi juga harus bersaing dengan mesin atau robot, karena saat ini banyak perusahaan sudah mengendalkan teknologi digital," kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Menurut dia, perkembangan teknologi pabrik atau perusahaan saat ini lebih percaya kepada mesin karena produksinya bisa lebih cepat, tepat dan masif jumlahnya dibandingkan dengan tenaga manusia.
Sehingga kondisi seperti ini menjadi tantangan pemerintah agar tenaga kerja manusia ini bisa lebih diutamakan.
Tapi tentunya, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri agar tenaga kerja bisa terserap di lapangan pekerjaan.
Maka dari itu, setiap pencari kerja pun harus mempunyai keahlian khusus agar mudah terserap di dunia kerja.
Dan tentunya pemerintah pun berupaya bekerjasama dengan sejumlah perusahaan baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara dan Daerah (BUMN/D) untuk membuka rekruitmen tenaga kerja.
"Salah satu upaya kami untuk menyerap tenaga kerja manusia sekaligus menekan angka pengangguran dengan membuka bursa kerja dengan melibatkan puluhan perusahaan baik swasta dalam negeri maupun internasional," tambahnya.
Fahmi mengatakan cara konvensional penyerapan tenaga kerja ini terus dilakukan, bahkan dengan pembukaan bursa kerja selalu melampaui target. Seperti pada 2018 jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 5.500 orang padahal targetnya hanya 5.000.
Baca Juga: Robot Anjing Ini Bisa Tarik Truk dan Menari, Ada yang Tertarik Pelihara?
Tentunya, di era digital ini keahlian pencari kerja sangat dipertimbangkan. Namun bukan berarti tenaga manusia tersingkirkan, karena mesin pun harus dioperasionalkan oleh manusia dengan catatan tenaga ahli. Selain itu masih banyak perusahaan atau pabrik yang mengandalkan ribuan tenaga manusia.
Pihaknya juga ingin memperkuat keberadaan Lembaga Pendidikan dan Keterampilan (LPK) dari sisi peningkatan kapasitas teknologi untuk menciptakan tenaga yang ahli di bidangnya masing-masing.
"Harus diakui angka pengangguran di Kota Sukabumi masih tinggi yakni 13 persen, tetapi kami terus berupaya menurunkan angkanya dengan berbagai program pelatihan hingga kewirausahaan," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar