Suara.com - Pemberian bantuan berupa alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani dari pemerintah merupakan wujud kesiapan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menghadapi persaingan global. Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menuturkan, pihaknya ingin mengubah mindset petani tradisional menjadi petani modern.
“Semakin cepat olah lahan (dengan traktor), tanam tiga kali setahun memungkinkan. Ini membuat petani lebih hemat dan hasilnya lebih banyak,” ujarnya, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Traktor tradisional hanya mampu mengolah tanah 16 jam per hektare, dibandingkan dengan cangkul 200 - 400 jam hektare per orang. Ia memaparkan, penggunaan alsintan (combine thresher) bahkan mampu meningkatkan kecepatan dan kualitas panen.
Alat tersebut memungkinkan pemanenan dengan waktu 4 - 6 jam per hektare, dibandingkan dengan sabit dan gebot yang mencapai 160 - 240 jam per hektare.
Selain dua alat tersebut, Kementan juga mempromosikan rice transplanter dan power weeder, yang masing-masing memberi kemudahan kerja selama 5 - 6 jam per hektare dan 15 - 27 jam per hektare. Hal ini berbeda dengan penanaman dan penyiangan melalui tangan masing-masing, yaitu 150 jam per hektare dan 120 jam per hektare.
Sasaran penerima bantuan adalah kelompok tani/gabungan kelompok tani, UPJA (Usaha Pelayanan Jasa Alsintan), dan brigade alsintan. Sementara itu, pengadaan alsintan di tingkat pusat maupun daerah (provinsi) dapat dilakukan melalui e-catalog. Pemberian alsintan menyesuaikan kebutuhan di lapangan.
"Pengajuan dari lapangan ke kabupaten dan kabupaten ke provinsi. Setelah itu dari provinsi diajukan ke Kementan, dan alsintan pun langsung diberikan," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Andi Nur Alamsyah mengatakan, tingkat mekanisasi Indonesia masih kalah dengan negara lain. Menurutnya, level mekanisasi ada di angka 1,68 horsepower/hektare (hp/ha), masih di bawah Malaysia dan Vietnam sebesar 2,5 hp per hektare.
Namun, program modernisasi pertanian yang terus digenjot Kementan dalam 5 tahun terakhir berhasil meningkatkan level atau tingkat mekanisasi pertanian Indonesia sebesar 236 persen.
Baca Juga: Kementan Tindak Tegas Produsen Pupuk dan Pestisida yang Salahi Aturan
Ia menjelaskan, alsintan lebih awet karena bisa mencapai 3 - 4 tahun. Andi mengungkapkan, Balai Besar Mekanisasi Pertanian telah mengembangkan traktor otonom.
“Tahun-tahun depan sudah menjadi opsi untuk pengadaan kita, supaya alsintan bisa dinikmati petani,” ujarnya.
Selain itu, Andi mengatakan, Kementan telah meluncurkan aplikasi smartmobile untuk penyewaan alsintan yang dapat diakses melalui android, yang mana terdapat beberapa jenis seperti sewa combine, traktor, dan sebagainya.
Di lain kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, mekanisasi pertanian merupakan hal yang tak dapat dihindari agar bisa bersaing di dunia internasional. Amran menekankan, biaya menggunakan alsintan lebih murah daripada tidak menggunakannya.
“Tujuann mekanisme adalah menekan biaya produksi hingga 60 persen,” ungkapnya.
Sejak 2015, Kementan telah membagikan 398 ribu unit alsintan kepada petani, yang terdiri dari traktor roda dua, traktor roda empat, pompa air, rice transplanter, culrivator, excavatior, hand sprayer dan sebagainya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Gebrakan Menkeu Baru Salurkan Rp 200 T ke Bank Himbara, Apa Dampaknya?
-
Prospek EMAS: Saham Anak Usaha Merdeka Copper Gold (MDKA) Resmi IPO
-
Daftar Menteri Keuangan Indonesia Sejak Era Soekarno sampai Prabowo
-
Sinyal Kuat Menkeu Baru, Purbaya Janji Tak Akan Ada Pemotongan Anggaran Saat Ini
-
Lampung Jadi Pusat Energi Bersih? Siap-Siap Gelombang Investasi & Lapangan Kerja Baru
-
Dirut Baru Siap Bawa Smesco ke Masa Kejayaan
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Di Tengah Badai Global, Pasar Obligasi Pemerintah dan Korporasi Masih jadi Buruan
-
Telkomsel, Nuon, dan Bango Kolaborasi Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass dengan Harga Seru
-
Sosok Sara Ferrer Olivella: Resmi Jabat Kepala Perwakilan UNDP Indonesia