Suara.com - Masjid Al Safar di Cipularang ramai jadi sorotan para warganet di media sosial yang menganggap bahwa penampakannya menyerupai simbol organisasi rahasia Illuminati.
Masjid tersebut merupakan rancangan dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, desainnya pun sarat dengan nuansa segitiga, sehingga dituding sejumlah warganet menyerupai lambang mata satu Illuminati dan dikait-kaitkan dengan kepercayaan setan.
Hal itu, turut menjadi perhatian Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Laode M. Syarief dengan ramainya publik mengganggap bahwa masjid desain Ridwan Kamil sarat organisasi Illuminati tersebut.
Laode pun mencontohkan, ketika dirinya tinggal di kota Brisbane Australia, yang dimana Masjid di daerah West End dengan masyarakat yang mayoritas bukan umat muslim pun hidup damai.
Adapun masjid disana pun ada yang merupakan bekas Gereja, dan tak menjadi persoalan yang berarti.
"Saat tinggal di Brisbane Masjid kamindi West End bekas gereja dan arsitekturnya masih asli. Alhamdulillah kami damai salat disitu," kata Laode melalui akun twitternya @LaodeMSyarief.
Laode menyebut, bagi pihak-pihak yang menganggap bahwa Masjid Al Safar rancangan Ridwan Kamil sebagai bentuk organisasi Illuminati, menurutnya pihak yang menggunjing cobalah membangun masjid sesuai keinginan mereka.
"Yang protes masjid segitiga, buat masjid sendiri sesuai kehendak," ujar Laode.
Laode pun membuat perbandingan, di negara Rusia, tepatnya di kota Moskow tepatnya di Red Square yang desain arsitek bangunan seperti Khutbah. Namun, bangunan tersebut merupakan Gereja.
Baca Juga: Jasa Marga Bantah Ada Logo Illuminati di Masjid Rest Area Tol Cipularang
"Untuk pembanding, bangunan berkutbah di Red Square Moscow-itu Gereja bukan Masjid," tambah emote senyum oleh Laode melalui akun twitternya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil menegaskan masjid yang dibangun di rest area Km 88 B Jalan Tol Cipularang, Jawa Barat pada 2012 tersebut merupakan eksperimentasi dari teori lipat Folding Architecture.
Folding Architecture adalah proses menghasilkan suatu bentuk gubahan massa dalam desain arsitektur melalui proses eksperimen.
Pria yang kerap disapa Kang Emil ini membantah hasil karyanya merupakan terjemahan simbol illuminati.
"Masjid Al Safar adalah eksperimentasi teori lipat Folding Architecture. Jika eksperimentasi bentuk itu ditafsir, ya tentu tidak bisa dihindari. Tapi jika disimpulkan bahwa bentuk-bentuknya adalah menerjemahkan simbol illuminati dan kawan-kawan, saya kira itu tidak betul. Mari fokus saja ibadah kepada Allah," kata Ridwan Kamil melalui cuitan di Twitter pribadinya @ridwankamil, Jumat (31/5/2019).
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Pilihan Baru BBM Ramah Lingkungan, UltraDex Setara Standar Euro 5
-
Pelanggan Pertamina Kabur ke SPBU Swasta, Kementerian ESDM Masih Hitung Kuota Impor BBM
-
Kementerian ESDM Larang SPBU Swasta Stop Impor Solar di 2026
-
59 Persen Calon Jamaah Haji Telah Melunasi BIPIH Melalui BSI
-
Daftar Lengkap Perusahaan Aset Kripto dan Digital yang Dapat Izin OJK
-
CIMB Niaga Syariah Hadirkan 3 Produk Baru Dorong Korporasi
-
Negara Hadir Lewat Koperasi: SPBUN Nelayan Tukak Sadai Resmi Dibangun
-
Kemenkop dan LPDB Koperasi Perkuat 300 Talenta PMO Kopdes Merah Putih
-
Kantor Cabang Bank QNB Berguguran, OJK Ungkap Kondisi Karyawan yang Kena PHK
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar