Suara.com - Perlahan tapi pasti, jumlah warung tradisional di Indonesia kian menurun, seiring menjamurnya minimarket dan toko swalayan di seluruh wilayah Indonesia. Menurut President Director Envy Technologies Indonesia Tbk., Mohammad Sopiyan bin Mohammad Rashdi, penurunan jumlah warung tradisional semakin terlihat dalam beberapa tahun terakhir.
"Dulu, warung tradisional ada 1,6 juta di seluruh Indonesia. Namun 2-3 tahun terakhir turun menjadi 1,4 juta karena tergusur minimarket dan toko swalayan," kata Sopiyan di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (18/6/2019).
Padahal, menurut Sopiyan, warung tradisional masuk dalam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan perputaran bisnis paling cepat.
Tidak ingin hal tersebut terus berlanjut, pihaknya berinvestasi melalui PT Ritel Global Solusi untuk membuat aplikasi Ko-In (Toko Indonesia).
Melalui aplikasi Ko-In, Envy Technologies ingin agar warung tradisional di Indonesia hidup kembali dengan sentuhan digital.
"Di sinilah kami menginginkan UMKM di Indonesia kembali hidup. Karena perputaran ekonomi paling cepat ada di sektor itu," lanjut Sopiyan.
Meski tidak menyebutkan nilai investasi untuk aplikasi ini, Sopiyan mengatakan bahwa penterasi Ko-In termasuk masif.
"Ko-In sudah berjalan, lebih dari 1.000 retail saat ini. Ada di Lamongan, Surabaya, dan akan buka di beberapa SPBU Pertamina. Targetnya, tahun 2021 sudah ada di seluruh Indonesia," jelas lelaki asal Negeri Jiran tersebut.
Secara keseluruhan, aplikasi Ko-In memberikan pemilik warung akses untuk mendapatkan barang dagangan dari pihak pertama, sehingga mereka bisa menjual barang dengan lebih murah, namun tetap menghasilkan margin keuntungan yang besar.
Baca Juga: Facebook Diminta Hentikan Pengembangan Mata Uang Digital Cryptocurrency
"Kita hanya membagi barang, bagi stok dan suplai dari pihak pertama. Harga jualnya terserah pemilik warung. Harapannya, konsumen bisa mendapatkan barang yang mereka inginkan dengan harga lebih murah. Sedangkan pemilik warung bisa mendapatkan suplai barang lebih murah, jadi untung dari margin jualnya lebih banyak," imbuhnya.
Cara kerja aplikasinya cukup sederhana, konsumen tinggal memilih barang yang mereka inginkan lewat aplikasi. Transaksi pembayaran bisa langsung di warung, atau dikirim jika total belanja lebih dari Rp 70 ribu.
Sedangkan untuk metode pembayaran, konsumen bisa membayarnya dengan berbagai cara.
"Bayarnya bisa cash, online, COD, atau pakai Doku Wallet untuk sementara waktu. Tapi kedepannya, nanti kita akan bikin dompet digital sendiri," tutup Sopiyan.
Sebagai informasi, aplikasi Ko-In sudah bisa diunduh di Google Play Store bagi pemilik gadget berplatform Android.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
QRIS Makin Praktis, Nikmati Limit Kartu Kredit BRI Langsung di BRImo
-
OJK Ungkap 7 Perusahaan Asuransi Terancam Bangkrut, Potensi Rugi Hingga Rp19 Triliun!
-
Vietnam-AS Makin Mesra, Vietjet Pesan 200 Pesawat Boeing Senilai US$32 miliar
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Anak Usaha Astra Beli Tambang Emas di Sulut
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
-
Alasan Pindahkan Tiang Listrik PLN dari Tanah Pribadi Harus Bayar
-
Aib dan Borok Asuransi BUMN Dibongkar OJK di Depan DPR, Taspen dan Asabri Disebut Paling Buruk!
-
APBN 2026 Disahkan, Jadi 'Senjata' Pertama Pemerintahan Prabowo