Hal ini di buktikan dengan hasil pemantauan terhadap kondisi TMA di Waduk atau Bendungan Sermo, yang berlokasi di Kabupaten Kulon Progo. Saat ini kondisinya masih normal, dengan elevasi TMA pemantauan 131,49 meter dan elevasi TMA rencana 121,68 meter (per 1 Juli 2019).
Secara umum, fase pertanaman padi (standing crop) di beberapa kecamatan di Kabupaten Sleman, Kulon Progo dan Gunung Kidul sangat bervariasi, yakni vegetatif - 1 umur tanaman 16 - 30 hari setelah tanam (HST) sampai dengan generatif - 1 atau mau panen.
"Kondisi pertanaman padi yang bervariasi ini menggambarkan bahwa panen padi 1 - 2 bulan ke depan di Yogyakarta masih aman, sehingga pasokan beras masih cukup," jelas Karyasa.
Sementara itu, hasil pantaun pasokan dan harga beras di pedagang grosir dan eceran di Kabupaten Gunung Kidul, Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Kota Yogyakarta, menunjukkan, pasokan pangan khususnya beras masih aman sampai 1 - 2 bulan ke depan dan harganya masih stabil.
Pasokan beras di beberapa pedagang eceran di Kabupaten Gunung Kidul, Bantul, Sleman, Kulon Progo dan Kota Yogyakarta sebanyak 1 - 3 ton per minggu, dan untuk pasokan beras di beberapa pedagang grosir dan eceran 5 - 35 ton per minggu, dan harga beras berkisar Rp 8.500 - 9.500 per kilogram.
Menurut Ismanto dari Toko Etik, salah satu pedagang beras grosir dan eceran di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, saat musim kemarau tahun ini, harga beli beras per kilogram berkisar Rp 8.500 - Rp 9.000 dan akan di jual kembali Rp 9.000 - Rp 9.500, sehingga ada margin keuntungan sebesar Rp 500 per kilogram.
Sementara itu, harga jual beras di Kabupaten Bantul lebih rendah, yaitu berkisar Rp 8.500 - Rp 9.000 per kilogram. Menurut Warjilah, pemilik UD Tani Rahayu, salah satu pedagang beras di Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, ia mengambil keuntungan sebesar Rp 500 per kilogram, dari harga beli dengan beras saat ini. Sebagian besar pasokan masih berasal dari Kabupaten Bantul sendiri.
Untuk pasokan beras yang di perdagangkan di Kabupaten Gunung Kidul sebagian berasal dari Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Seperti Kabupaten Purworejo, Klaten, Sukoharjo, Sragen dan Pati. Sementara itu, sebagian besar kebutuhan beras rumah tangga tani di Kabupaten Gunung Kidul berasal dari hasil panen padi sendiri, mereka umumnya tidak menjual panennya tetapi disimpan untuk di konsumsi sendiri.
Baca Juga: Kemarau Datang, Kementan Minta Petani Asuransikan Sawahnya Sebelum Ditanami
Berita Terkait
-
Kementan Gencarkan Program Sapira - Serasi di Kalsel dan Sumsel
-
Kementan Dinilai Mampu Wujudkan Nawacita Presiden Jokowi
-
Kemarau Datang, Kementan Minta Petani Asuransikan Sawahnya Sebelum Ditanami
-
Jalankan Amanat Presiden Jokowi, Kementan efesiensi Belanja Alistan
-
Kementan Sudah Serahkan Bantuan Alsintan 2019 untuk Sarolangun
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
Terkini
-
Pertamina Klaim Masih Negosiasi dengan SPBU Swasta soal Pembelian BBM
-
Bahlil: BBM Wajib Dicampur Etanol 10 Persen
-
Didesak Beli BBM Pertamina, BP-AKR: Yang Terpenting Kualitas
-
BPKH Buka Lowongan Kerja Asisten Manajer, Gajinya Capai Rp 10 Jutaan?
-
Menkeu Purbaya: Jangan Sampai, Saya Kasih Duit Malah Panik!
-
Purbaya Kasih Deadline Serap Anggaran MBG Oktober: Enggak Terpakai Saya Ambil Uangnya
-
BKPM Dorong Danantara Garap Proyek Carbon Capture and Storage
-
Mengenal Kalla Group: Warisan Ayah Jusuf Kalla yang Menjadi Raksasa Bisnis Keluarga dan Nasional
-
Uang Primer Tumbuh 18,6 Persen, Apa Penyebabnya?
-
IHSG Sempat Cetak Rekor Level Tertinggi 8.200, Ternyata Ini Sentimennya