Suara.com - Walaupun mengandalkan program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) untuk peningkatan produksi, Kementerian Pertanian (Kementan) tetap berharap agar para petani yang ikut Serasi juga mengikuti Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).
"Kami upayakan semua petani ikut asuransi program pemerintah. Karena lahan di mana saja juga bisa mengalami gagal panen," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian, Jakarta, Senin (9/9/2019).
Ia menjelaskan, program asuransi pertanian yang dilaksanakan Kementan saat ini adalah merupakan upaya menjalankan amanat UU No 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
"Dalam Pasal 37 diamanahkan kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk melindungi usaha petani dalam bentuk asuransi pertanian," tambahnya.
Dalam AUTP, petani padi hanya dengan membayar premi sebesar Rp 36.000 per hektare per musim. Jika terdapat musibah, seperti banjir di musim hujan, kekeringan di musim kemarau, atau terkena hama penyakit, para petani akan dapat penggantian sebesar Rp 6 juta per hektare.
"Ketika petani mengalami musibah, dia bisa bangkit kembali dengan uang Rp 6 juta sebagai modal awal untuk budidaya padi kembali," tambah Sarwo.
Sementara itu, Direktur Pembiayaan Pertanian Kementan, Indah Megahwati menambahkan, upaya pemerintah dan pemerintah daerah mengikutsertakankan petani dalam AUTP merupakan salah satu strategi untuk mencapai target kepesertaan. Di Sumatera Selatan (Sumsel), saat ini baru sekitar 29 persen saja.
"Kami inginkan adanya kerja sama program Serasi di 3 provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan. Semoga akan dapatkan sekitar 60 persen yang ikut asuransi," tutup Indah.
Baca Juga: Kementan Ingatkan Petani untuk Awas terhadap Pestisida Palsu
Berita Terkait
-
Tingkatkan Profesionalisme, Pemerintah Tetapkan Jabatan Pengawas Alsintan
-
Kementan Jamin Petani Tak Kesulitan Dapatkan Kartu Tani
-
Efektifkan Informasi, Kementan Gelar Workshop Program Perluasan Areal
-
Kementan dan Pemprov Sumut Optimistis Mampu Tingkatkan Produksi Padi
-
Percepat Target Produksi, Kementan Terapkan Teknologi 4.0
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Bahlil 'Sentil' Pertamina: Pelayanan dan Kualitas BBM Harus Di-upgrade, Jangan Kalah dari Swasta!
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Program AND untuk 71 SLB, Bantuan Telkom Dalam Memperkuat Akses Digitalisasi Pendidikan
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya