Suara.com - Untuk mengefektifkan penyediaan informasi pelaksanaan berbagai kegiatan, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan perlu satu pengelolaan sistem. Hal itu dilakukan dengan menggelar "Workshop Sistem Informasi Pelaksanaan Program Perluasan Areal (Siperal)", di Hotel Savero Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/9/2019).
Melalui kegiatan ini, Kementan terus berupaya memperluas areal pertanian. Workshop dibuka oleh Plh Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Mulyadi Hendiawan, dan diikuti Dinas Pertanian Provinsi dan Dinas Pertanian Kabupaten pelaksana kegiatan cetak sawah 2018 dan 2019.
Pada kesempatan itu, Mulyadi mengatakan, mencermati dinamika pengawalan oleh instansi pengawasan (APIP/Inspektorat Jenderal, BPKP dan/atau BPK) serta rentang kendali sebaran alokasi kegiatan dan wilayah pelaksanaan, maka efektivitas penyediaan informasi dari pelaksanaan kegiatan perlu diupayakan dengan pengelolaan sistem.
"Worshop ini kami anggap sangat penting dan merupakan tindak lanjut Instruksi Menteri Pertanian Nomor. 02/INST/PW.120/M/6/2019 tentang Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia atas Belanja Pemerintah dan Belanja yang Berasal Pinjaman Internasional Bank For Reconstruktion And Development (IBRD) pada Kementerian Pertanian Tahun 2016 - 2018 terhadap Rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Tujuan Nomor 6/LHP/XVII/02/2019 tanggal 26 Februari 2019," jelasnya.
Dalam arahannya, ia menyampaikan, kegiatan cetak sawah merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementan, sehingga pertanggungjawaban kegiatan, baik secara teknis, administrasi maupun keuangan, menjadi ukuran akuntabilitas pelaksanaan suatu kegiatan.
"Sistem harus mudah dimanfaatkan, baik dari proses penginputan maupun aksesibilitas, sehingga dapat membantu para pihak untuk mengakses informasi dalam menentukan kebijakan pemanfaatan kegiatan cetak sawah yang telah kita laksanakan," kata Mulyadi.
Pengguna Sistem Informasi Pelaksanaan Program Perluasan Areal (Siperal) adalah petugas pelaporan dari Dinas Pertanian Kabupaten pelaksana kegiatan cetak sawah. Data target dan realisasi kegiatan (konstruksi dan bantuan saprodi) di-input dan dokumen teknis (CPCL, Kontrak), dokumen Adminstrasi (SPJ, Kwitansi/nota pembelian), serta dokumen keuangan (SP2D, rekening kontrak) basis data kelompok tani (penerima kegiatan cetak sawah) di-upload sesuai pada ruang yang telah disediakan pada sistem.
"Akses pemanfaatan sistem dilakukan dengan username dan password yang disediakan, baik untuk Dinas Pertanian Kabupaten, Dinas Pertanian Propinsi pelakasana kegiatan cetak sawah dan Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan serta para pemanggu kepentingan," paparnya.
Alokasi wilayah (kabupaten/kecamatan/desa) cetak sawah berubah setiap tahunnya. Hal ini bertujuan untuk pemerataan secara proporsi, sehingga beberapa database telah disediakan secara sistem, misalnya data provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa.
"Sedangkan data nama kelompok tani/gapoktan, luasan areal pelaksanaan kegiatan, titik koordinat dan data kelompok dapat di-input secara manual pada sistem," tambahnya.
Baca Juga: Kementan Ikutsertakan Para Petani Sumsel dalam Asuransi Usaha Tani Padi
Untuk kemudahan pengoprasian atau penggunaan, pada sistem telah disediakan petunjuk pengoprasian sistem. Sehingga para user lebihmuda memahami langka-langkah atau setiap tahapan serta informasi penggunaan angka numerik.
"Hal ini dilakukan untuk keseragam data dan laporan yang dihasilkan," pungkasnya
Berita Terkait
-
Kementan dan Pemprov Sumut Optimistis Mampu Tingkatkan Produksi Padi
-
Percepat Target Produksi, Kementan Terapkan Teknologi 4.0
-
Pada 2020, Kartu Tani Dapat Digunakan Secara Nasional
-
Cegah Kebakaran Hutan, Mentan : Buka Lahan dengan Alat Mesin Pertanian
-
Kementan : Petani Rugi Bila Tak Ikut Asuransi Usaha Tani Padi
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Kemenhub 'Gandeng' TRON: Kebut Elektrifikasi Angkutan Umum, Targetkan Udara Bersih dan Bebas Emisi!
-
Harris Arthur Resmi Pimpin IADIH, Siap Lawan Mafia Hukum!
-
Fakta-fakta Demo Timor Leste: Tekanan Ekonomi, Terinspirasi Gerakan Warga Indonesia?
-
Alasan Eks Menteri Sebut DJP 'Berburu Pajak di Kebun Binatang': Masalah Administrasi Serius
-
Nama Pegawai BRI Selalu Dalam Doa, Meski Wajahnya Telah Lupa
-
Pemerintah Siapkan 'Karpet Merah' untuk Pulangkan Dolar WNI yang Parkir di Luar Negeri
-
Spesifikasi E6900H dan Wheel Loader L980HEV SDLG Indonesia
-
Kartu Debit Jago Syariah Kian Populer di Luar Negeri, Transaksi Terus Tumbuh
-
BRI Dukung JJC Rumah Jahit, UMKM Perempuan dengan Omzet Miliaran Rupiah
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina