Suara.com - Kepala Group Advisory Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Pribadi Santoso menyatakan, pertumbuhan ekonomi Jabar saat ini bisa stabil dengan mengakselerasi sektor investasi. Pasalnya, situasi ekonomi dunia sedang tidak stabil dan penuh kejutan.
“Yang penting, fleksibilitas. Ini bisa menjadi hal positif yang diharapkan menumbuhkan ekonomi di Jabar,” kata Pribadi, dalam JAPRI #46 di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (14/10/2019).
Menurutnya, Jabar memiliki daya tarik yang kuat dalam sektor investasi. Banyak investor, baik dalam negeri maupun luar negeri, yang berminat menanam modal di Tanah Pasundan. Tak heran jika Jabar menempati posisi pertama di Indonesia.
“Minat investasi ke Jabar tinggi, dan menjadi provinsi yang menempati posisi satu untuk minatnya. Ini kalau catatan di sana ini, tahun kemarin, kenaikan (nilai investasi di Jabar) paling besar dibandingkan sebelumnya. Artinya, minat investasi tinggi. Investasi ini berkelanjutan,” ucapnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jabar berinovasi dengan memaksimalkan teknologi atau mengajukan permohonan izin secara online.
Pemohon izin tidak perlu repot datang ke kantor DPMPTSP. Mereka bisa mengajukan izin secara online, kemudian pemohon dapat mengecek sudah sampai mana permohonan diproses, masih dalam perkembangan teknis atau sudah masuk proses penandatanganan.
“Di Pemdaprov Jabar, ada salah satu (terobosan baru dalam) perizinan. Untuk proses perizinan, ada OSS. Investor tinggal klik, ini bisa memudahkan investor masuk,” tambah Pribadi.
Jika investasi Jabar terus mengalami peningkatan, maka lapangan kerja akan melimpah. Dengan begitu, penyerapan tenaga kerja tinggi dan pendapatan masyarakat meningkat, termasuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kepala Bidang Pengendalian DPMPTSP Jabar, Diding Abidin mengatakan, iklim investasi yang baik, kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan infrastruktur yang akseptabel membuat Jabar menjadi destinasi menarik bagi banyak investor.
Baca Juga: Timnas Indonesia Tahan Imbang Arab Saudi
Grafik menanjak investasi di Jabar terlihat dari realisasi dana investasi yang diperoleh. Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) pada Semester I Tahun 2019, jumlah investasi yang direalisasikan di 27 kabupaten/kota di Jabar mencapai Rp 68,9 triliun.
Realisasi dana investasi tersebut meningkat Rp 9,5 triliun dari tahun 2018 periode yang sama, yakni Rp 58,1 triliun. Peningkatan itu berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja yang meninggi.
Jumlah penyerapan tenaga kerja dalam kurun yang sama mencapai 71.573 orang. Tidak heran bila Jabar menyabet penghargaan Platinum Provinsi Besar kategori Investasi dalam Indonesia Attractiveness Award (IAI) 2019.
Diding optimistis, target nasional realisasi investasi 2019, yakni Rp 121,8triliun, dapat terwujud. Terlebih, Pemdaprov Jabar akan menggelar West Java Investment Summit (WJIS) pada 18 Oktober 2019 di Trans Luxury, Kota Bandung.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempertemukan calon investor dengan pihak-pihak terkait.
“Dengan WJIS, kita undang calon investor dari dalam negeri dan luar negeri. Kita akan mempromosikan sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kepada investor agar bisa mendongkrak investasi,” kata Diding.
Berita Terkait
-
Anti Mainstream, Ini Cara Royal Enfield Agar Bisa Eksis di Indonesia
-
Ridwan Kamil Serahkan Dokumen Aspirasi Mahasiswa ke Rachmat Gobel
-
Antisipasi Unjuk Rasa Pelajar, Pemdaprov Jabar Lakukan 3 Langkah Proaktif
-
Terima Kunjungan Swedia, Gubernur Jabar Siap Tindaklanjuti Kerja Sama
-
Atalia Praratya: Perempuan Jadi Garda Terdepan Keluarga Mencegah Hoaks
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Perubahan Komisaris Bank Mandiri Dinilai Strategis Dukung Ekspansi Bisnis
-
Harga Emas Hari Ini Naik Lagi, UBS dan Galeri24 di Pegadaian Makin Mengkilap
-
Grab Tawarkan Jaminan Tepat Waktu Kejar Pesawat dan Kompensasi Jutaan Rupiah
-
Kuota Mudik Gratis Nataru Masih Banyak, Cek Syarat dan Rutenya di Sini
-
Asuransi Simas Jiwa Terapkan ESG Lewat Rehabilitasi Mangrove
-
Baru Terjual 54 Persen, Kuota Diskon Tarif Kereta Api Nataru Masih Tersedia Banyak
-
Kemnaker Waspadai Regulasi Ketat IHT, Risiko PHK Intai Jutaan Pekerja Padat Karya
-
Tahapan Pengajuan KPR 2026, Kapan Sertifikat Rumah Diserahkan?
-
Harga Emas Antam Naik Konsisten Selama Sepekan, Level Dekati 2,5 Jutaan
-
Inilah PT Tambang Mas Sangihe yang Ditolak Helmud Hontong Sebelum Meninggal Dunia