Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan kegiatan cetak sawah, dengan membuka lahan baru dan mencetak sawah dengan mengubah lahan tidur menjadi sawah atau optimalisasi lahan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Sarwo Edhy mengatakan, sesuai Nawa Cita Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan persiapan menuju lumbung pangan dunia tahun 2045, kegiatan cetak sawah 1 juta hektare saat ini ternyata telah terwujud, bahkan berlebih menjadi 1,16 juta hektare.
"Saat ini, perluasan areal luas lahan sudah mencapai 900.000 hektare. Kita lebih banyak membuka lahan rawa. Perluasan areal sawah yang 1 juta hektare tersebut, 90 persennya dari optimasi rawa. Untuk saat ini, kegiatan cetak sawah sudah hampir 200.000 hektare, sudah lebih dari 1 juta hektare," ujar Sarwo, Senin (4/11/2019).
Kegiatan cetak sawah Kementan terbagi dua. Pertama, cetak sawah yang sebenarnya, dalam arti mengubah lahan tidur menjadi sawah. Kedua, optimalisasi lahan, yakni menambah areal luas tanam melalui optimalisasi lahan yang tidak produktif.
Cetak sawah baru dilakukan bekerja sama dengan TNI di lahan-lahan tidur di luar Jawa, antara lain Lampung, Sumatera Selatan (Sumsel), Pulau Kalimatan, dan Papua.
Tahun 2015, Direktorat Perluasan dan Perlindungan Lahan, Ditjen PSP telah membuka sawah baru seluas 20.070 hektare, tahun 2016 berhasil mencetak sawah seluas 132.129 hektare, dan 2017 seluas 60.243 hektare.
Tahun 2018, targetnya hanya sekitar 12.000 hektare. Sebagai gantinya, Kementan menggarap rawa pasang surut.
Lahan pasang surut seperti di Sumatera Selatan dan Kalimantan sudah dioptimalkan, sehingga dapat menambah produksi pangan nasional.
Dengan demikian, Kementan melalui Ditjen PSP, dalam kurun waktu tiga tahun, telah berhasil mencetak sawah baru seluas 212.442 hektare, sedangkan target cetak sawah tahun anggaran (TA) 2018 seluas 12.000 hektare.
Baca Juga: Kementan dan Sultra Kerja Sama Jadikan Konsel Lumbung Komoditi Hortikultura
"Cetak sawah seluas 212.442 hektare yang telah berhasil dicetak itu menambah luas baku lahan sawah di Tanah Air. Minimal akan mampu menambah produksi beras nasional sebanyak 673.326 ton per tahun, dengan rata-rata produksi 3 ton per hektare. Secara berkesinambungan, produksi dan produktivitas tersebut akan bertambah," jelas Sarwo.
Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari upaya memberdayakan masyarakat agraris, atau bisa disebut juga masyarakat pedesaan di Indonesia sebagai masyarakat yang paling rentan terhadap perubahan budaya.
Sumber daya manusia pedesaan umumnya memiliki kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang rendah, sehingga rentan terhadap dampak lingkungan.
"Mereka memang penghasil produk pertanian, tapi segi kualitas dan kuantitas masih sangat terbatas. Hal ini akibat sistem pertanian yang masih subsisten dan daya beli masyarakat pedesaan yang rendah," ucap Sarwo.
Di tengah semua keterbatasan itu, perlu ada upaya untuk mendorong pengembangan cetak sawah baru yang lebih modern serta memanfaatkan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) canggih dalam bercocok tanam.
Pengembangan lahan cetak sawah baru juga harus memenuhi syarat teknis, dari sisi agroklimatnya, ketersediaan airnya, unsur hara dan ketersediaan SDM yang mengelola serta ada sarana dan prasarana, termasuk jalan produksi dan jaringan irigasi.
Berita Terkait
-
Kementan Serahkan Klaim Asuransi Usaha Tani Padi di Batola
-
Panen Perdana di Batola, Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani Sukses
-
Kementan Optimalkan Lahan Rawa lewat Program Serasi
-
Gara-gara Investigasi Masalah Gula, Majalah Tempo Digugat Mentan
-
Di DPR, Mentan Syahrul Tegaskan Pertanian Harus Lebih Maju
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Indonesia akan Ekspor Sarung Tangan Medis dengan Potensi Investasi Rp 200 Miliar
-
Permudah Kebutuhan Transaksi Warga, AgenBRILink di Riau Ini Hadirkan Layanan Jemput Bola
-
Dominasi Transaksi Digital, Bank Mandiri Dinobatkan sebagai Indonesias Best Transaction Bank 2025
-
Rahasia George Santos Serap 10.000 Lapangan Kerja Hingga Diganjar Anugerah Penggerak Nusantara
-
Jelang Akhir Tahun Realisasi Penyaluran KUR Tembus Rp240 Triliun
-
Jabar Incar PDRB Rp4.000 Triliun dan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
-
BRI Insurance Bidik Potensi Pasar yang Belum Tersentuh Asuransi
-
Cara SIG Lindungi Infrastruktur Vital Perusahaan dari Serangan Hacker
-
Dukung Implementasi SEOJK No. 7/SEOJK.05/2025, AdMedika Perkuat Peran Dewan Penasihat Medis
-
Fakta-fakta RPP Demutualisasi BEI yang Disiapkan Kemenkeu