Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal mengubah sistem pembayaran tol dari kartu elektronik dengan sistem pembayaran tol berbasis satelit. Sistem tersebut merupakan hasil studi oleh perusahaan asal Hongaria.
Dengan berbasis satelit, para pengguna tol tak perlu berhenti di gardu tol untuk membayar tol dengan kartu elektronik. Teknologi tersebut dinamakan Global Navigation Satellite System (GNSS).
"Pakai GNSS, satelit basisnya. Beda dengan RFID. RFID kan pakai stiker, GNSS pakai stiker," kata Direktur Perumusan Kebijakan dan Evaluasi, Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Herry Trisaputra Zuna, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (23/1/2020).
Kendati begitu, Herry menyebut, penggunaan GNSS dilakukan secara bertahap. Nantinya, ia akan meregistrasi kendaraan yang menggunakan teknologi GNNS tersebut.
"Iya, tapi mungkin bertahap, tahap awal kan ini basisnya harus diregistrasi, kalau sekarang engga ada namanya semua bisa ditempel pake kartu elektronik, kalau yang nanti semua harus diregister, jadi nanti diregister pakai RFID, nanti setelah semua 100 persen pindah ke GNNS," jelas dia.
Dalam hal ini, Herry juga akan mengadakan lelang dalam menyediakan teknologi ini. Rencanya, pada April 2020, pemerintah akan tender pada pemenang lelang.
"Ketika dia sudah ditetapkan pemenang, mereka harus instalasi dulu. Kan tantangan kita bagaimana mereka 100 persen terdaftar. Untuk itu nanti dipasang RFID, tapi tetap pakai single lane. Dia kebuka, tapi tidak harus tapping lagi," pungkas dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Survei: Konsumen Rela Tak Penuhi Kebutuhan Pokok Demi Produk Viral
-
IPOT Ungkap Email-OTP Biang Kerok Pembobolan Akun Investor Pasar Modal
-
Hashim Djojohadikusumo Nyemplung ke Aset Digital: Arsari Group Resmi Jadi Pemegang Saham COIN!
-
ESDM Pede Lifting Minyak Tahun ini Bisa Lampaui Target 610 Ribu Barel
-
Penjualan Eceran Diprediksi Melejit di November 2025, Apa Pemicunya?
-
INET Tancap Gas, Target Harga Saham Meroket: Efek Ekspansi Rp4,2 Triliun?
-
Wamentan Sudaryono Promosikan Peluang Investasi Pertanian ke Rumania, Indonesia Swasembada Beras
-
Ribut Saham Gorengan, Insentif Pasar Modal untuk Apa?
-
Disegel dan Jadi Penyebab Banjir, PTPN III Ternyata Berniat Tambah 59 Ribu Hektar Lahan Sawit
-
Mandat Digitalisasi Negara: BUMN Ini Dianggap Punya 'Privilege' Bisnis Masa Depan!