Suara.com - Kepala Dinas Perhubungan Papua Barat, Agustinus Kadakolo menyebut, maskapai Air Asia belum bersedia menerbangkan pesawatnya ke Bandar Udara Rendani Manokwari, Papua.
Agustinus menuturkan, dari hasil pertemuan yang dilakukan di Jakarta, beberapa waktu lalu maskapai itu melayangkan surat kepada Pemprov Papua Barat.
Inti surat tersebut berisi bahwa Air Asia belum bisa melayani penerbangan ke Manokwari karena beberapa pertimbangan.
"Pesawat ini umumnya melayani penerbangan untuk para wisatawan. Sedangkan di wilayah Manokwari pariwisatanya belum seperti Raja Ampat, jadi untuk sementara layanan ke Manokwari belum bisa dilakukan," ucap Agustinus.
Di wilayah Papua Barat, selama ini penerbangan Air Asia dilakukan di Bandara Domenei Edward Osok. Itu dilakukan untuk mendukung perjalanan wisata ke Kepulauan Raja Ampat.
"Untuk sementara kita harus bersabar dulu, seiring dengan upaya pemerintah untuk memajukan sektor pariwisata di Manokwari dan sekitarnya mudah-mudahan ke depan Air Asia bisa masuk," katanya.
Selain Air Asia, menjelang akhir 2019 Pemprov Papua Barat juga mendatangi beberapa kantor maskapai lain diantaranya Garuda Indonesia. Pihaknya berharap, maskapai plat merah tersebut bisa kembali melayani penerbangan ke Manokwari.
"Untuk Garuda kami minta Januari atau Februari sudah bisa masuk. Mudah-mudah paling lambat Maret sudah bisa," ujar dia.
Dari hasil koordinasi dengan managemen Garuda Indonesia, masih ada sejumlah pertimbangan yang dilakukan maskapai tersebut.
Baca Juga: Ada Isu Bom di Adisucipto, Maskapai Air Asia Terpaksa Delay Hingga Satu Jam
Untuk mendukung kehadiran Garuda, ujarnya, pemerintah daerah akan membantu untuk membangun komunikasi dengan para konsumen yang bisa menjalin kerja sama dengan maskapai ini.
Selama ini pesawat yang melayani penerbangan di Manokwari masih sedikit. Hal ini berdampak pada penerapan harga tiket penerbangan di daerah itu.
Pada momentum tertentu harga tiket penerbangan dari dan menuju Manokwari meningkat beberapa kali lipat dari kondisi normal. Menjelang Natal hingga masa libur panjang akhir 2019 harga tiket pesawat di daerah tersebut sempat tembus Rp 18 juta hingga Rp 20 juta, terutama untuk penerbangan ke wilayah Jawa dan Sumatera. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Neo Pinjam: Bunga, Biaya Admin, Syarat, Tenor, Kelebihan dan Kekurangan
-
Sertifikat Tanah Ganda Paling Banyak Keluaran 1961 Hingga 1997, Apa Solusinya?
-
Optimalkan Nilai Tambah dan Manfaat, MIND ID Perkuat Tata Kelola Produksi serta Penjualan
-
Kasus Sertifikat Tanah Ganda Merajalela, Menteri Nusron Ungkap Penyebabnya
-
3 Altcoin Diprediksi Bakal Meroket Pasca Penguatan Harga Bitcoin US$ 105.000
-
MEDC Mau Ekspor Listrik ke Singapura
-
BRI Peduli Salurkan 637 Ambulans Lewat Program TJSL
-
Tidak Semua Honorer, Hanya Tiga Kriteria Ini Berhak Diangkat Jadi PPPK Paruh Waktu
-
Prediksi Harga Emas Pekan Depan: Was-was RUU Trump, Emas Lokal Bakal Ikut Melemah?
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal