Suara.com - Beberapa waktu terakhir, para pengusaha ramai merelokasi pabrik dari Jawa Barat ke Jawa Tengah. Tren relokasi itu disebut-sebut imbas dari mahalnya upah di Jawa Barat.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan saat ini proses relokasi sejumlah pabrik tersebut sedang berjalan.
"Sebenarnya sudah ada yang berjalan, sudah ada yang berproses, kita tidak menargetkan yang menargetkan mereka," kata Ganjar saat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta pada Kamis (30/1/2020).
"Tapi kemarin, dari Centra Java Investment and Business Forum itu mereka sudah nge-list. Nah, hari ini karena itu harus urus perizinan, sekarang paralel dengan itu. Mereka saya minta mengurus semua perizinan itu dimasukan," tambah Ganjar.
Salah satu yang bakal merelokasi pabriknya pada tahun ini adalah perusahaan dari sektor penerbangan nasional. Namun Ganjar tak menyebutkan nama perusahaan yang dimaksud tersebut. Selain itu, juga ada sektor industri berat.
"Ya tahun ini karena amdal-nya baru selesai minggu lalu. Kita ada yang lebih besar lagi sebenarnya satu kawasan industri yang mungkin bisa jadi yang terbesar yang sedang kita siapkan. Lalu yang kedua ada industri berat yang juga akan masuk yang sudah berproses dan angkanya ini lumayan fantastis," katanya.
Sebelumnya para pengusaha yang merelokasi pabriknya dari Jawa Barat ke Jawa Timur mengaku alasan relokasi salah satunya juga berkaitan dengan rendahnya upah di Jawa Tengah.
Sebagai contoh, UMK Karawang pada tahun 2019 sebesar Rp 4,23 juta, Purwakarta Rp 3,7 juta, dan Kabupaten Bekasi sebesar Rp 4,1 juta. Sementara itu, UMK di Jawa Tengah, rata-rata setengah di bawahnya, UMP di Jateng saja pada 2019 masih Rp 1,6 juta.
Baca Juga: Ketua OJK Curhat ke Jokowi Industri Asuransi Butuh Perhatian
Berita Terkait
-
Ditantang Sri Mulyani Ekonomi Jateng Tumbuh 7 Persen, Ini Strategi Ganjar
-
Jateng Gandeng Tokopedia, Warga Kini Bisa Bayar PBB Online
-
Gubernur Khofifah Harap Pelaku Industri Padat Karya Tak Relokasi dari Jatim
-
Industri Makanan dan Minuman Tumbuh Lunglai, Efek Ekonomi Lesu
-
Platform Digital Transportasi Pertama di Indonesia untuk Industri Kesehatan
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Drama Saham DADA: Dari Terbang 1500 Persen ke ARB Berjamaah, Apa Penyebabnya?
-
Emiten Afiliasi Haji Isam PGUN Buka Suara Soal Lahan Sawit
-
Resmi! Pansel Dewas dan Direksi BPJS 2026-2031 Dibentuk, Seleksi Dimulai Pekan Ini
-
Menko Airlangga Bongkar Alasan Cabut PIK 2 dari Daftar PSN Prabowo
-
Telkom Dukung Kemnaker Siapkan Program Pemagangan bagi Lulusan Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Dikritik 'Cawe-Cawe' Bank BUMN, Menkeu Purbaya: Saya Dewas Danantara!
-
Jurus Kilang Pertamina Internasional Hadapi Tantangan Ketahanan Energi
-
IFG Catat Pengguna Platform Digital Tembus 300 Ribu Pengguna