Suara.com - Pemerintah pusat menargetkan semua lahan pertanian di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, terdaftar dalam Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Jumlah kuota sementara AUTP di Kabupaten Bantaeng tahun 2020 seluas 5.000 hektare sawah.
“Namun jika masih ada petani padi yang belum ter-cover dari jumlah kuota ini, maka pemerintah pusat akan menambah jumlah kuotanya hingga semua petani sawah terdaftar sebagai petani asuransi,” kata Kepala Seksi Pembiayaan dan Investasi Dinas Pertanian Bantaeng, Nur Qalbi Madjid, Sulses, Selasa (10/3).
Dia menjelaskan, sementara ini, jumlah luas keseluruhan sawah yang sudah didaftarkan oleh pemiliknya dari Januari-Februari seluas 1000 hektare.
“Pemerintah pusat telah menargetkan kita untuk merampungkan pendaftaran AUTP paling lambat Maret 2020. Insya Allah, pihak kami optimistis bisa mencapai target yang telah ditentukan itu,” ucapnya.
Ia menyebut, musim tanam untuk padi di Bantaeng ada dua musim, yakni musim tanam pada Oktober-Maret dan April-September. Untuk mencapai target itu, pihaknya juga aktif mensosialisasikan program ini kepada seluruh masyarakat di tingkat desa dan kelurahan.
“Hingga saat ini, kami dibantu oleh PPL melakukan sosialisasi kepada masyarakat," pungkasnya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy mengatakan, dengan adanya AUTP, petani yang terkena musibah yang mengakibatkan gagal panen bisa mendapatkan ganti rugi.
“Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu per hektare per musim, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp 6 juta per hektare,” katanya.
Ia berharap, dengan harga premi yang sangat murah, maka petani padi bisa menjadi peserta AUTP. Jika melihat perkembangan peserta AUTP, sejak tahun 2017 hingga kini cenderung meningkat.
Baca Juga: Kementan : Pemerintah Siapkan Pompanisasi untuk Lahan Terdampak Banjir
Pada tahun 2017, luas lahan yang didaftarkan petani mengikuti AUTP mencapai 997.961 hektare, dengan klaim kerugian 25.028 hektare. Pada 2018, realisasinya sekitar 806.199,64 hektare, dari target 1 juta hektare (80,62 persen), dan klaim kerugian 12.194 hektare (1,51 persen).
Adanya tren positif peserta AUTP, menurut Sarwo, karena pelaksanaan asuransi pertanian yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) memberikan berbagai keuntungan bagi petani dan peternak. Bukan hanya nilai premi yang dibayarkan petani cukup murah, tapi juga memberikan ketenangan dalam berusaha.
“Petani dan peternak semakin mengerti manfaat dan peluang dari asuransi ini. Hanya dengan seharga satu bungkus rokok, petani dan peternak bisa tidur tenang. Petani tidak tahun lahannya rusak terkena banjir, kekeringan atau terserang hama penyakit,” tuturnya.
AUTP merupakan upaya Kementan untuk melindungi usaha tani agar petani masih bisa melanjutkan usahanya ketika terkena bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT.
Bahkan untuk mendorong petani mengikuti AUTP, pemerintah memberikan subsidi premi asuransi tani sebesar Rp 144 ribu per hektare.
“AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani, karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,” kata Sarwo.
Berita Terkait
-
Kementan Berupaya Tingkatkan Serapan Kredit Usaha Rakyat Pertanian
-
Viral Kolam Air Susu di Gowa Sulsel, Tak Pernah Sepi Pengunjung
-
Sebanyak 9.611 Kartu Tani Siap Didistribusikan di Bengkulu Selatan
-
Kementan Terus Mendorong Optimalisasi Penggunaan Alat Mesin Pertanian
-
Kementan : Kebutuhan Pupuk di Tingkat Petani Dijamin Terjaga Sepanjang 2020
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Kebiasaan Mager Bisa Jadi Beban Ekonomi
-
Jurus Korporasi Besar Jamin Keberlanjutan UMKM Lewat Pinjaman Nol Persen!
-
Purbaya Sepakat sama Jokowi Proyek Whoosh Bukan Cari Laba, Tapi Perlu Dikembangkan Lagi
-
Dorong Pembiayaan Syariah Indonesia, Eximbank dan ICD Perkuat Kerja Sama Strategis
-
Respon Bahlil Setelah Dedi Mulyadi Cabut 26 Izin Pertambangan di Bogor
-
Buruh IHT Lega, Gempuran PHK Diprediksi Bisa Diredam Lewat Kebijakan Menkeu Purbaya
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
IHSG Merosot Lagi Hari Ini, Investor Masih Tunggu Pertemuan AS-China
-
Ada Demo Ribut-ribut di Agustus, Menkeu Purbaya Pesimistis Kondisi Ekonomi Kuartal III
-
Bahlil Blak-blakan Hilirisasi Indonesia Beda dari China dan Korea, Ini Penyebabnya