Suara.com - Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong optimalisasi alat mesin pertanian (alsintan). Kesuksesan pemanfaatan alsintan saat ini dinilai lebih dari 75 persen, yang mencakup 33 provinsi di Indonesia
Hal ini disampaikan Ditjen PSP Kementan melalui Rapat Teknis (Ratek) dan Pengelolaan Anggaran Tahun Anggaran (TA) 2020 Wilayah III, 26-28 Februari, di Hotel Best Western, Solo, Jawa Tengah. Direktur Alsintan Ditjen PSP Kementan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, daerah harus lebih mengoptimalkan alsintan yang sudah didistribusikan.
“Alsintan sudah didistribusikan merata. Tingkat kesuksesan program ini sudah lebih dari 75 persen. Untuk itu, optimalisasi harus terus ditingkatkan. Bagaimanapun, dukungan pemerintah pusat pada daerah luar biasa. Daerah juga membutuhkan Alsintan. Jangan lupa, keberhasilan ini dipublikasikan di media, agar semua tahu kalau pemanfaatan Alsintan sangat luar biasa,” kata Andi, Jateng, Kamis (27/2/2020).
Mendukung produktivitas, suport besar terus diberikan Ditjen PSP Kementan. Untuk tahun ini, alokasi anggaran besar Kementan sudah disiapkan dengan nilai mencapai Rp 927,304 miliar. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pengadaan 14.664 unit alsintan, berupa traktor roda 2, 5.046 unit dan 1.210 unit traktor roda 4 TP.
Petani juga mendapatkan kuota 6.356 unit pompa air hingga 462 unit rice transplanter. Ada juga 50.000 unit seeding tray dan cultivator, yang mencapai 1.590 unit.
Bila digabungkan antara pusat dan daerah, maka alokasi anggaran dan pengadaan unit alsintan semakin besar. Untuk total anggarannya mencapai Rp 1,169 triliun, dengan jumlah alsintan 23.440 unit di sepanjang 2020.
Dari total 23.440 alsintan tersebut, terdapat 8.500 unit traktor roda 2. Namun untuk traktor roda 4 TP tetap tersedia 1.210 unit.
Untuk pompa air memiliki kuota maksimal 10.000 unit, lalu ada 1.100 unit rice transplanter. Adapun seeding tray tetap 50.000 unit dan jumlah maksimal 2.630 unit cultivator.
Andi menegaskan, komunikasi intensif harus dilakukan daerah untuk mengoptimalkan Alsintan.
“Alsintan banyak yang sudah diterima oleh daerah. Hanya saja, optimalisasinya di daerah masih belum maksimal. Belum dimanfaatkan dengan baik oleh mereka. Kementan pada dasarnya hal ini tidak mau terjadi. Kami juga siap merelokasi Alsintan yang tidak terpakai ke daerah lain. Tapi lagi-lagi, kami ini terbentur dengan masalah komunikasi dari daerah,” tegas Andi lagi.
Optimalisasi fungsi alsintan, saat ini dihadapkan pada minornya komunikasi dari daerah. Dari 33 provinsi sebaran alsintan, hanya 3 provinsi saja yang kooperatif.
Mereka secara detail melaporkan pemanfaatan alsintan tersebut. Provinsi yang aktif melaporkan pemanfaatan alsintan adalah Jambi, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan.
“Alsintan harus dimanfaatkan lebih baik baik sehingga bisa mencapai lebih dari 90 persen. Hal ini tentu perlu komunikasi yang lebih baik dari daerah, sebab baru 3 dari 33 provinsi yang sudah melaporkan manfaat alsintan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada mereka. Lalu bagi provinsi yang belum, harus segera melaporkan pemanfaatan alsintannya, agar relokasi bisa segera dilakukan,” jelas Andi.
Lebih lanjut, Andi memaparkan, kegiatan Direktorat Alsintan Kementan tahun ini sangat bervariasi. Selain batuan alsintan, ada juga perbengkelan alat dan mesin pertanian.
Untuk menaikan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dilakukan Bimbingan Teknis Kelembagaan Alsintan. Adapun beberapa program baru menyasar Monitoring, Evaluasi, dan Pelaoran Kegiatan.
“Dukungan yang diberikan Kementan itu sangat optimal. Bentuknya beragam, karena menyasar semua lini. Ada juga beberapa kegiatan baru yang sudah berjalan tahun ini. Intinya, kami ingin membangun hubungan pusat dan daerah yang lebih bagus. Semua instrumennya sudah disiapkan, apalagi sekarang terintegrasi mulai dari perencanaan hingga pemanfaatannya,” papar Andi.
Ia berharap, pemerintah provinsi memberikan kabar baik yang bisa diangkat ke permukaan. Apalagi, alsintan sangat membantu para petani.
"Alsintan membuat waktu kerja dan biaya kerja menjadi lebih efisien. Seperti pengolahan lahan, efisiensi waktu kerja mencapai 97,4 persen, sedangkan efisiensi biaya kerja mencapai 40,0 persen," ulasnya.
Baca Juga: Bila Pupuk Kurang atau Berlebih, Kementan Izinkan Daerah Lakukan Realokasi
Berita Terkait
-
Kementan : Kebutuhan Pupuk di Tingkat Petani Dijamin Terjaga Sepanjang 2020
-
Kementan : Pemerintah Siapkan Pompanisasi untuk Lahan Terdampak Banjir
-
Kementan Memberikan Kredit Usaha Rakyat di Papua Senilai Rp 1 Triliun
-
Mentan Serahkan Bantuan Alsintan di Sorong
-
Bila Pupuk Kurang atau Berlebih, Kementan Izinkan Daerah Lakukan Realokasi
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Tata Cara Menaikkan Bendera Setengah Tiang dan Menurunkan Secara Resmi
-
Harga Emas Hari Ini: UBS dan Galeri 24 Naik, Emas Antam Sudah Tembus Rp 2.322.000
Terkini
-
IHSG Bergerak Dua Arah di Perdagangan Selasa Pagi
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
-
Bank Mandiri Salurkan Rp 31,79 Triliun KUR ke 273.045 UMKM
-
Akhir Bulan September, Cek Rincian Bunga Deposito Dolar di BNI, Mandiri dan BNI
-
Ancam Kirim Kejaksaan & KPK, Prabowo Beri Waktu 4 Tahun ke Danantara untuk 'Bersihkan' BUMN
-
Jurus Bank Jakarta Gencarkan Inklusi Keuangan untuk Gen Z
-
Grafik Harga Emas Sepekan Terakhir, Tabungan Emas Makin Cuan
-
Kebijakan Pengendalian Udara 20 Tahun Mati Suri, Investasi Ekonomi Terancam?
-
Danantara Awasi Pembayaran Utang LRT Jabodebek Rp 2,2 Triliun dari KAI ke Adhi Karya
-
Cukai Rokok 2026 Tidak Naik, Industri Dapat Angin Segar dari Pemerintah