Suara.com - Pandemi Covid-19 terus meluas ke berbagai wilayah di seluruh penjuru Indonesia. Sejak, pemerintah pertama kali mengkonfirmasi kasus pertama awal Maret lalu, korban infeksi terus bertambah.
Data pada Sabtu siang akhir pekan lalu, kasus infeksi di tanah air yang telah terkonfirmasi mencapai 3.842, dengan pasien sembuh berjumlah 286 dan 327 pasien meninggal.
Atas hal itu, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) menilai krisis tersebut berpotensi meluas ke masalah-masalah lainnya. Seperti gejolak budaya (adaptasi), sosial dan ekonomi, termasuk krisis pangan jika penanganan dan penghentian penyebaran wabah tidak berjalan dengan efektif dan cepat.
Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria, Dewi Kartika mengatakan gejala di atas sudah mulai muncul di beberapa wilayah, terutama daerah-daerah perkotaan yang jauh dari sumber pangan. Kelompok-kelompok rentan di perkotaan, buruh, tenaga kerja informal, dan pekerja harian lainnya merupakan komunitas yang paling terdampak atas situasi tersebut.
Kebijakan pembatasan jarak yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus secara langsung telah menyebabkan mereka kehilangan pemasukan dan bahkan sebagiannya di PHK. Ujungnya, nasib mereka menjadi semakin tidak pasti selama pandemi ini berlangsung.
Sementara, di desa dan pelosok-pelosok pesisir, petani dan nelayan juga merasakan dampak langsung. Seperti situasi yang dihadapi Serikat Petani Majalengka (SPM), para petani yang memasuki masa panen terancam mengalami kerugian.
"Masalahnya harga komoditas pangan tiba-tiba turun drastis akibat permintaan yang menurun," kata Dewi dalam keterangan tertulis, Senin (13/4/2020).
Dia menuturkan, situasi fluktuasi harga yang tak menentu dapat berubah-rubah dalam satu hari, dialami juga oleh Serikat Tani Indramayu (STI) yang menanam padi sebagai komoditas pangan utamanya.
Situasi serupa dihadapi anggota Serikat Nelayan Indonesia (SNI), mereka terancam mengalami kerugian besar akibat hasil tangkapan laut mereka tidak diserap secara normal oleh pasar, utamanya pasar ekspor, misalnya untuk jenis rajungan.
Baca Juga: Lagi Ada Wabah Corona, Bule-bule Asyik Telanjang Dada di Pantai Carita
"Dampaknya, harga anjlok dan hasil-hasil tangkapan berpotensi membusuk di gudang-gudang penyimpanan," ujar dia.
Di sisi lain ada serikat-serikat tani Anggota KP yang sejauh ini masih memiliki lumbung pangan yang cukup untuk lumbung internalnya dalam 3 sampai 6 bulan ke depan, baik di tingkatan rumah tangga petani, organisasi tani lokal (OTL) dan serikat. Bahkan, serikat tani memiliki surplus dari lumbung pangannya yang dapat didonasikan ke masyarakat.
"Ini modal sosial yang penting di masa krisis, petani dengan pangan lokalnya menjadi terdepan menjawab krisis pangan," kata dia.
Menyikapi situasi tersebut, KPA menggalang Gerakan Solidaritas Lumbung Agraria (GeSLA) di tengah situasi pandemi untuk memperkuat solidaritas antara desa dengan kota, utamanya antara petani, buruh, nelayan, dan komunitas rentan di perkotaan.
Dalam situasi normal, Lumbung Agraria sendiri merupakan badan usaha ekonomi berbentuk koperasi milik KPA yang bekerja mendistribusikan dan memasarkan hasil-hasil produksi pangan petani dan serikat anggota kepada masyarakat luas. Anggota KPA, organisasi tani dan masyarakat adat selama ini telah mengembangkan konsep pembangunan baru berbasis agraria melalui Desa Maju Reforma Agraria (Damara).
"Damara ini mempraktekan model-model reforma agraria tingkat desa dan kampung berdasarkan inisiatif masyarakat di bawah," terangnya.
Berita Terkait
-
Lagi Ada Wabah Corona, Bule-bule Asyik Telanjang Dada di Pantai Carita
-
Dokter Trenggalek Positif Corona, Alhamdulillah Anak dan Istrinya Negatif
-
Antrean Penumpang Commuter Line di Stasiun Bogor Membludak
-
Kisah Ojol Dapat Order Dikira Fiktif, Endingnya Bikin Bahagia Lahir Batin
-
Cerita di Balik Ganjar Siapkan Taman Makam Pahlawan Buat Medis Virus Corona
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Booming Perumahan 2025-2029: Prabowo Genjot Subsidi, Apa Saja Dampaknya?
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima
-
BRI Buka Akses Global untuk UMKM di Halal Indo 2025
-
Purbaya Mau Temui CEO Danantara usai 'Semprot' Pertamina Malas Bangun Kilang Minyak
-
Pemerintah Tambah Stimulus Ekonomi Kuartal IV 2025, Sasar 30 juta Keluarga Penerima Manfaat
-
Purbaya Ngotot Sidak Acak Rokok Ilegal di Jalur Hijau: Kalau Ketahuan, Awas!
-
Program Magang Nasional Dibuka 15 Oktober, Pemerintah Jamin Gaji UMP
-
Bos Danantara Akui Patriot Bond Terserap Habis, Dibeli Para Taipan?
-
Dari Meja Makan ke Aksi Nyata: Wujudkan Indonesia Bebas Boros Pangan
-
Pemerintah Andalkan Dialog Rumuskan Kebijakan Ekonomi Kerakyatan