Program ini menarik minat kelas menengah Jakarta. Mereka berpartisipasi menghutankan lagi bukit gundul, mengurangi banjir di ibukota, tanpa banyak repot. Hanya sekali menyumbang, pohonnya dirawat petani. Kalau sedang longgar dan ingin nikmati udara desa, mereka bisa tengok pohonnya ke Sarongge. Sejak 2008 itu, banyak tokoh yang mengadopsi pohon : Faisal Basri, Jimly Assidiqie ( waktu itu Ketua MK), Teten Masduki, sekarang Menteri Koperasi, juga kalangan seni : Goenawan Mohamad, Ayu Utami, Olga Lydia. Seribu lebih individu tercatat ikut adopsi pohon. Olga Lydia tergolong rajin mengadopsi pohon. Ia punya seratus pohon adopsi, yang kini sudah jadi hutan mini.
Perusahaan juga senang ambil bagian. Astra Internasional, Bodyshop, Four Seasons Hotel, Toshiba, Unilever dan banyak perusahaan lain. Mereka adopsi pohon dan gunakan kesempatan menanam untuk acara keakraban karyawannya. Pemilik Bodyshop Indonesia, Suzy Hutomo, bahkan membuat vlog tentang hutannya dan mengunggah di saluran youtube nya. Keterlibatan perusahaan membuat jumlah pohon adopsi cepat meningkat. Sekira 22.000 pohon diadopsi, ketika program ini ditutup pada 2014.
Lebih dari separo dana dialokasikan untuk kegiatan ekonomi alternatif di luar kebun. Ada yang ternak kambing. Ternak kelinci. Para pemuda merintis kebun sayur organik. Ada juga yang mencoba industri rumahan seperti membuat sabun, minyak sereh, jamu hingga merintis ekowisata Sarongge.
Produk- produk seperti Sabun Sarongge, Jamoe dan Teh Sereh Sarongge, sampai sekarang masih diproduksi dan dapat dibeli lewat pesanan online. Berbagai sumber ekonomi baru itu, menjadi gantungan mereka yang dulu berkebun sayur di taman nasional.
Sedikit demi sedikit, mereka yang telah dapat penghasilan di luar kebun, turun dari taman nasional. Sukarela. Tahun 2011, misalnya, setelah tiga tahun pohon endemi ditanam, Dudu memutuskan berhenti berkebun. Kami buatkan piagam untuk setiap petani yang sukarela turun. Penghargaan atas kesediaan mereka menghutankan kembali kebun sayur. Proses ini berjalan alamiah. Kadang 5 orang turun. Kadang hanya 3 orang. Tak ada jadwal. Tanpa tekanan. Kami hanya berupaya keras untuk terus mencari alternatif pekerjaan. Sambil merawat pohon-pohon adopsi.
Kisah petani Sarongge menghutankan lagi kebun sayur itu, rupanya terdengar sampai telinga Presiden SBY. Ia berkunjung ke desa di kaki Gede itu 8 Januari 2013. Ia ingin melihat sendiri hutan yang dipulihkan. Selain itu, presiden menanam pohon bersama belasan menteri dan pejabat tinggi lain. Desa heboh. Belum pernah pejabat tinggi sebanyak itu, datang ke kampung Sarongge.
Pohon SBY, rasamala, dan pohon yang ditanam almarhumah Bu Ani, sebatang ki hujan, sampai sekarang tumbuh subur, dan sering ditengok pengunjung perkemahan Sarongge. SBY datang dengan banyak bantuan. Sekolah, masjid, kegiatan ekonomi warga mendapat bantuan dana. Sebagian bantuan digunakan untuk membangun saung, tempat warga kini berkumpul dan berkegiatan.
Saung Sarongge, ikon desa itu, mulai digunakan tak lama setelah kunjungan SBY. Dan hadiah terbaik untuk warga adalah diberikannya izin kelola eco wisata atas hutan yang dipulihkan itu, kepada koperasi petani: Koperasi Sugih Makmur. Mereka dipercaya negara memanfaatkan hutan, untuk tujuan wisata dan pendidikan. Izin untuk Koperasi Sugih Makmur itu berlaku sampai sekarang.
Selain hal positif, kunjungan presiden juga membawa konsekuensi baru. Petani yang masih berkebun sayur diberi tenggat. Harus turun sebelum Agustus 2013. Negara mempercepat proses turun itu dengan memberi santunan bulanan, kepada mereka yang belum dapat alternatif kerja. Hutan di ujung Sarongge itu, secara resmi ditutup untuk kebun sayur.
Baca Juga: Pakai Wadah Botol, AAN Siram Istri Pakai Air Keras hingga Jatuh dari Motor
Saya lihat petani yang sadar kebunnya harus dihutankan itu, menanggung beban berat ketika dihadapkan pada tenggat. Ada beberapa keluarga yang istrinya terpaksa berangkat jadi TKW. Saya selalu terharu kalau mengingat pengorbanan itu. Maka, saya putuskan untuk terus mendampingi petani Sarongge, meski program adopsi pohon sudah selesai.
Petani Sarongge selalu mengingatkan saya akan Tiga O. Slogan mereka tentang hubungan petani dan hutannya. Leweung hejO. Reseup nu nenjO. Patani ngejO. Hutan hijau. Senang yang melihatnya. Petani bisa menanak nasi. Pendeknya : Hutan terjaga, kalau petani sekitarnya sejahtera
Berita Terkait
-
Satgas Covid-19 Perketat Pemeriksaan di Perbatasan Selama 24 Jam
-
Insentif Tak Pasti, Tenaga Medis di Cianjur Gadaikan Motor Hingga Mas Kawin
-
Kalahkan Harga Ayam, Harga Jengkol Meroket di Pasar Tradisional Cianjur
-
Kecelakaan Laut di Perairan Cianjur, Galang Ditemukan Tak Bernyawa di Garut
-
Diduga Pemeriksaan Longgar, 17 Ribu Pemudik Masuki Cianjur
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Emas Antam Naik Tipis Rp 2.000 Jelang Akhir Pekan, Intip Deretan Harganya
-
Industri Perbankan Berduka, Bos Bank BJB Yusuf Saadudin Wafat
-
Gagal Bayar Massal, OJK Seret KoinP2P dan Akseleran ke Penegak Hukum
-
Demi Tingkatkan Harga, ESDM Buka Peluang Turunkan Produksi Batubara pada 2026
-
Daftar Pemegang Saham BUMI Terbesar, Dua Keluarga Konglomerat Masih Mendominasi
-
Tips dan Cara Memulai Investasi Reksa Dana dari Nol, Aman untuk Pemula!
-
Danantara Janji Kembalikan Layanan Premium Garuda Indonesia
-
Strategi Bibit Jaga Investor Pasar Modal Terhindar dari Investasi Bodong
-
ESDM Ungkap Alasan Sumber Listrik RI Mayoritas dari Batu Bara
-
Program Loyalitas Kolaborasi Citilink dan BCA: Reward BCA Kini Bisa Dikonversi Jadi LinkMiles