Suara.com - Jamu dan Mpon-Mpon menjadi primadona sejak pandemi COVID-19 merebak. Penyebabnya yaitu karena dipercaya dapat menjaga daya tahan tubuh dari penularan virus Corona.
Hal ini kemudian menjadi peluang yang coba ditangkap oleh Joni Yuwono selaku Direktur Acaraki Nusantara Persada.
Acaraki sendiri merupakan kafe yang secara khusus mengembangkan menu berbasis Jamu.
Joni menceritakan awal mula mengembangkan Acaraki yaitu ketika sedang berdiskusi Jamu hampir semua orang menjawab sudah pernah mencoba namun mereka tidak memiliki ingatan yang baik. Image yang ditinggalkan yaitu kuno dan pahit.
Nasib jamu tidak seberuntung kopi meskipun sudah dikonsumsi bertahun-tahun lalu, popularitas jamu masih kalah dengan kopi. Jika dibilang jamu adalah kuno, kopi juga kuno.
Jika dibilang rasanya pahit, kopi juga pahit namun orang senang minum kopi bahkan bisa menjadikan ngopi sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari.
Hal ini yang kemudian disadari oleh Joni bahwa tantangan mengembangkan Acaraki yaitu mengubah persepsi jamu dari minuman pahit dan kuno menjadi minuman segar dan sehari-hari.
"Misi Acaraki yaitu ingin menjadikan jamu sebagai bagian dari lifestyle,” ujar Joni Yuwono dalam gelaran Indonesia Brand Forum 2020 (IBF 2020) seperti ditulis, Jumat (3/7/2020).
Untuk bisa menjadikan jamu sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, ia percaya harus ada sesuatu yang meningkatkan minat masyarakat terhadap jamu. Maka dari itu, melalui Acaraki berbagai inovasi baik dari segi rasa dan variasi menu terus dilakukan dan termasuk dalam hal penyajian.
Baca Juga: BPOM Ingin Obat Herbal & Jamu Indonesia Bisa Jadi Penangkal Virus Corona
Joni percaya kedepannya, Jamu is the new Espresso yang memiliki basis fanatik seperti fans kopi. Saat ini, dalam waktu kurang dari satu tahun, Acaraki telah berkembang memiliki dua cabang, di Kota Tua dan Kemang.
Nama Acaraki sendiri diambil dari gelar atau sebutan pembuat jamu tradisional. Diceritakan oleh Joni, Acaraki mengusung konsep dapur terbuka dimana konsumen bisa melihat proses pengolahan minuman jamu mulai dari menimbang takaran, grinder dan menyeduh jamu dengan cara yang sama dengan menyeduh espresso.
Dengan menunjukkan proses pengolahan jamu yang modern di harapkan akan meningkatkan minat konsumen terhadap jamu.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
-
Airlangga: Stimulus Ekonomi Baru Diumumkan Oktober, Untuk Dongkrak Daya Beli
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
-
Belajar Kasus Mahar 3 M Kakek Tarman Pacitan, Ini Cara Mengetahui Cek Bank Asli atau Palsu
-
BPJS Ketenagakerjaan Dukung Penguatan Ekosistem Pekerja Kreatif di Konferensi Musik Indonesia 2025
-
Kementerian ESDM Akan Putuskan Sanksi Freeport Setelah Audit Rampung
-
Indonesia Tambah Kepemilikan Saham Freeport, Bayar atau Gratis?
-
Kripto Bisa Sumbang Rp 260 Triliun ke PDB RI, Ini Syaratnya
-
Duta Intidaya (DAYA) Genjot Penjualan Online di Tanggal Kembar
-
4 Fakta Penting Aksi BUMI Akuisisi Tambang Australia Senilai Rp 698 Miliar