Suara.com - Progres hunian tetap (huntap) yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) untuk masyarakat korban bencana alam di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) telah mencapai 70 persen. Proyek ini telah dilaksanakan pembangunannya pada Januari 2020.
“Kami akan terus mendorong pembangunan huntap di Palu agar bisa selesai tepat waktu. Huntap sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang menjadi korban bencana alam, sehingga mereka bisa tinggal di hunian yang layak huni,” ujar Direktur Rumah Khusus Direktorat Jenderal Perumahan KemenPUPR, Johny FS Subrata, saat melakukan kunjungan lapangan ke lokasi pembangunan Huntap di Palu, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu.
Hadir dalam kunjungan tersebut, Kepala Subdirektorat Wilayah III, Direktorat Rusus, Prakarsa Yoga, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II, Suko Wiyono, dan Kepala SNVT Perumahan Sulteng, Rezki Agung.
Johny minta para pekerja di lapangan untuk tetap bersemangat bekerja di lapangan. Ia juga minta Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) Penyediaan Perumahan Provinsi Sulteng, untuk memperhatikan empat hal guna percepatan pembangunan yaitu, tenaga kerja, kualitas, kematangan lahan, dan ketepatan waktu.
Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Sulawesi II, Suko Wiyono menerangkan, saat ini Direktorat Jenderal Perumahan KemenPUPR, melalui SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulteng sedang melaksanakan pembangunan huntap di dua lokasi yang berbeda. Lokasi pertama berada di Kelurahan Duyu sebanyak jumlah 230 unit dan di Pombewe sebanyak 400 unit.
“Progres pembangunan huntap di Duyu sudah mencapai 70,47 persen, sedangkan di Pombewe sekitar 52,48 persen. Jika ditotal, maka dari target pembangunan huntap yang akan dibangun 630 unit, yang progres pembangunannya mencapai 59 persen,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi Sulteng, Rezki Agung mengatakan, saat ini, pelaksanaan pembangunan Huntap baru dilaksanakan selama enam bulan sejak dicanangkan pada awal tahun. KemenPUPR juga menargetkan pembangunan huntap harus segera selesai, sehingga bisa segera dihuni oleh masyarakat yang terdampak bencana alam gempa bumi dan tsunami beberapa waktu lalu.
“Saat kondisi pandemi Covid-19 ini, tentunya masyarakat sangat membutuhkan hunian layak sehingga dapat terhindar dari kerumunan,” katanya.
Rezki menambahkan, huntap dibangun dengan struktur konstruksi memanfaatkan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha), sehingga proses pembangunanya tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Teknologi Risha ini memiliki keunggulan, diantaranya pengerjaan cepat dan merupakan rumah tumbuh yang dapat dikembangkan dengan menambah ruang baru maupun tingkat bangunan, dan rumah ini juga dirancang kuat dan tahan gempa.
Baca Juga: PUPR Dorong Pemanfaatan Teknologi Pra Cetak Untuk Rusun
“Tipe huntap yang dibangun adalah tipe 36, plus dengan dua kamar tidur, kamar mandi dan ruang tamu. Kami juga meminta doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Sulawesi Tengah, semoga pembangunan segera selesai tanpa ada kendala apapun di lapangan,” harapnya.
Berita Terkait
-
Basuki Hadimuljono Kunjungi Rusun Pasar Jumat, Segera Bisa Ditempati ASN
-
Pemerintah Pusat dan Daerah akan Tingkatkan Koordinasi Program Sejuta Rumah
-
Program Perumahan PUPR Tahun 2021 Bakal Diguyur Rp 7,48 Triliun
-
PUPR Alokasikan Rp 243,28 Miliar untuk Program Bedah Rumah di Jabar
-
Untuk Program Sejuta Rumah, PUPR Tetapkan 19 Balai Pelaksana
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Kriteria yang Tidak Layak Menerima Bantuan Meski Terdaftar di DTSEN
-
Dana P2P Lending PT Dana Syariah Indonesia Cuma 0,2 Persen, Tata Kola Semrawut?
-
Diversifikasi Bisa Jadi Solusi Ketahanan Pangan, Kurangi Ketergantungan Luar Daerah
-
Dasco Bocorkan Pesan Presiden Prabowo: Soal UMP 2026, Serahkan pada Saya
-
Pertamina Pasok 100.000 Barel BBM untuk SPBU Shell
-
Bitcoin Banyak Dipakai Pembayaran Global, Kalahkan Mastercard dan Visa
-
Purbaya Mau Ubah Skema Distribusi Subsidi, Ini kata ESDM
-
Menkeu Purbaya Pertimbangkan Tambah Anggaran TKD ke Pemda 2026, Ini Syaratnya
-
Peserta Asuransi Kesehatan Swasta Harus Ikut Bayar Biaya RS Mulai Januari 2026
-
Bioekonomi Jadi Strategi Kunci Transformasi RI 2045, Apa Itu?