Selain menyimpan valas, investasi lain yang patut dilirik adalah obligasi pasar sekunder. Sebelumnya, untuk bisa berinvestasi di pasar sekunder, investor harus bermodal besar yaitu mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. Namun jangan khawatir, karena kini digibank hadir menjadi satu-satunya bank yang bisa memberikan kemudahan akses bagi siapapun untuk pilihan beragam investasi dengan minimum pembelian yang sangat terjangkau mulai dari Rp 1 juta untuk FR dan 1000 dolar AS untuk INDON & INDOIS.
Obligasi negara adalah surat utang yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan jangka waktu tertentu, dari 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun sampai 20 tahun. Selain terdapat seri FR yang merupakan obligasi dalam mata uang Rupiah, juga terdapat seri INDON & INDOIS yang merupakan investasi dalam bentuk USD.
Pemegang obligasi akan mendapatkan pengembalian yang disebut dengan “kupon”. Untuk obligasi negara, kupon ini dibayarkan dua kali dalam setahun atau setiap enam bulan sampai obligasi tersebut habis masa berlakunya.
Saat ini, kupon obligasi negara seri FR berkisar antara 5,3 persen sampai 10,5 persen, sedangkan seri INDON berkisar antara 4,4 persen sampai 8,5 persen. Semakin panjang masa berlaku -atau populer disebut “tenor”- dari obligasi maka akan semakin besar kupon nya.
Ada dua cara membeli obligasi. Cara pertama, membeli di pasar primer saat pemerintah mengadakan lelang obligasi. Cara kedua adalah membeli di pasar sekunder, artinya kita membeli obligasi yang pernah dipegang oleh orang lain.
Berita Terkait
-
digibank KTA & digibank by DBS, Mudahkan Hidup dengan Upgrade Elektronikmu
-
Global Finance Umumkan Daftar Bank Terbaik Dunia 2020
-
Tahun Baru, Waktunya Upgrade Resolusi Kamu dalam Berinvestasi
-
Transfer Valas dari Aplikasi digibank by DBS, Ini Sejumlah Kelebihannya
-
Untuk Selamatkan Lingkungan, Ayo Mulai Lakukan Sesuatu dari Sekarang!
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Dari Anak Tukang Becak, KUR BRI Bantu Slamet Bangun Usaha Gilingan hingga Bisa Beli Tanah dan Mobil
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Buat Tambahan Duit Perang, Putin Bakal Palak Pajak Buat Orang Kaya
-
Bank Mandiri Akan Salurkan Rp 55 Triliun Dana Pemerintah ke UMKM
-
Investasi Properti di Asia Pasifik Tumbuh, Negara-negara Ini Jadi Incaran
-
kumparan Green Initiative Conference 2025: Visi Ekonomi Hijau, Target Kemandirian Energi Indonesia
-
LHKPN Wali Kota Prabumulih Disorot, Tanah 1 Hektare Lebih Dihargai 40 Jutaan
-
Masyarakat Umum Boleh Ikut Serta, Pegadaian Media Awards Hadirkan Kategori Citizen Journalism
-
Zoomlion Raih Kontrak Rp4,5 Triliun