Suara.com - Aksi demonstrasi pemulung besi di Kantor Sucofindo Batam pada Senin (27/7/2020), menghadirkan sejumlah fakta yang muncul ke permukaan.
Tak hanya soal tersendatnya arus keluar scrap dari Kota Batam yang berujung pada tak terbelinya besi tua dari pemulung, namun juga kenyataan makin menurunnya pendapatan para pemulung dan pengepul karena berbagai faktor, termasuk faktor Covid-19.
Aksi damai para pemulung ini memang menghasilkan penyelesaian masalah pengiriman keluar scrap dari Batam ke daerah pabean di Indonesia, melalui kesediaan Sucofindo mengeluarkan Laporan Surveyor (LS) sebagai syarat keluar.
Sementara itu, penurunan pendapatan pemulung dan pengepul terus terjadi di tengah pandemi Covid-19 ini. Seperti diakui oleh Saharuddin (52), pengepul besi yang ditemui di lapaknya di kawasan Tanjung Sengkuang, Kecamatan Batu Ampar, Batam.
Sebelum Covid-19 ini, Saharuddin yang sudah 20 tahun bergelut dengan usaha jual beli besi ini mengaku memiliki tiga karyawan. Saat ini hanya tersisa satu orang saja. Ia yang sebelumnya bertugas mengurusi penjualan di perusahaan scrap, kini terpaksa rangkap tugas melayani pembeli, menyortir besi dan menjadi supir untuk diantar ke perusahaan pembeli.
Laki-laki asal Medan, Sumatera Utara ini mengaku omset usahanya turun sekitar 50 persen dari sebelum Covid-19. Ia yang biasanya bisa menjual barang minimal sekali dalam seminggu, kali ini tidak lagi bisa konsisten mendapatkan barang. Kadang sekali seminggu bisa menjual, kadang tidak bisa.
Pemulung yang menjual besi padanya datang dari berbagai daerah, termasuk dari pulau-pulau di pesisir Batam, kini tak lagi datang. Demikian juga besi-besi dari perusahaan di Batam yang tak masuk lagi. Ada yang tidak beroperasi lagi, ada juga yang sudah hengkang ke negara lain.
"Untuk bertahan harus dibikin penghematan. Saya jadi turun langsung, jual barang dan jadi karyawan juga," kata Saharuddin saat ditemui beberapa saat sebelum dirinya menutup lapak.
Mundur ke sekitar tahun 2000 hingga 2010, Saharuddin mengaku masa-masa itu menjadi era keemasan dirinya sebagai pengepul besi. Dimana jumlah besi yang didapat dari perusahaan dan pemulung sangat berlimpah. Tidak hanya scrap, namun juga ada jenis besi yang bisa dijual lagi dengan nilai yang lebih tinggi.
Baca Juga: Bertaruh Nyawa, Pemulung Kais Sampah di Pembuangan Biomedis Covid-19
Saat itu, ia memiliki 7 karyawan yang membantunya memilah besi di lapaknya ini.
Kondisi nyaman tersebut perlahan bergeser terus menurun, puncaknya di masa pandemi Covid-19 ini. Jumlah karyawan yang sebelumnya 7 orang berkurang menjadi 3 saja, hingga akhirnya tersisa satu pegawai yang membantunya dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB setiap hari.
Meskipun demikian, Saharuddin mengaku masih akan terus bergelut dengan usahanya ini. Pengalaman jatuh bangun dirinya sebagai pengepul besi sejak tahun 1990 sampai saat ini, membuatnya tetap yakin rezekinya dari usaha ini akan tetap mengalir.
Kontributor : Bobi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Bappenas Luncurkan RAPPP 20252029, Babak Baru Percepatan Pembangunan Papua
-
Ada 7 Bank Bangkrut di Indonesia Sepanjang 2025, Terbaru BPR Bumi Pendawa Raharja
-
Kejar Daya Saing Ekonomi Berbasis Inovasi, UNSIALLDikti Dorong Kampus Masuk Peringkat Global WURI
-
Lebih dari 2 Dekade Melantai di Bursa Efek Indonesia, Harga Saham BBRI Telah Naik 48 Kali
-
Gaji PPPK Tidak Utuh? Cek Fakta dan Aturan Resminya
-
Inovasi Material Ramah Lingkungan Asal Indonesia di World Expo 2025 Osaka
-
Negosiasi Tarif Dagang dengan AS Terancam Gagal, Apa yang Terjadi?
-
BRI Rebranding Jadi Bank Universal Agar Lebih Dekat dengan Anak Muda
-
Kemenkeu Matangkan Regulasi Bea Keluar Batu Bara, Berlaku 1 Januari 2026
-
Cara Mengurus Pembatalan Cicilan Kendaraan di Adira Finance dan FIFGROUP