Suara.com - Mansoor Khan dan istrinya, Latifa Bibi telah menjadi pemulung dan mengais sampah dan barang bekas di tempat pembuangan sampah New Delhi selama hampir 20 tahun.
Perhari, mereka masing-masing mampu menghasilkan 5 dolar AS atau Rp73 ribu. Uang itu digunakan untuk menyambung hidup sekaligus membiayai sekolah tiga anaknya.
Namun, tantangan hidup bagi Mansoor dan Latifa kian berat dalam beberapa bulan terakhir. Pandemi virus Corona membuat keduanya berada di tengah bahaya.
India diketahui menjadi salah satu negara paling terdampak pandemi Covid-19. Alhasil, limbah biomedis pasien Covid-19 kian bertumpuk.
Tempat pembuangan sampah di New Delhi jadi salah satu pilihan untuk membuang limbah biomedis mulai dari plastik, masker, hingga kapas yang penuh noda darah itu.
Setiap harinya, ratusan ton limbah itu datang dn kini telah menyebar di 52 hektar lahan pembuangan yang menjulang setinggi lebih dari 60 meter itu.
Mansoor Khan (44) sadar bahaya tengah mendekati dirinya dan keluarga. Namun dia tak punya pilihan untuk terus mengais sampah, lantaran anak istrinya perlu makan setiap hari.
"Bagaimana jika kami mati? Bagaimana jika kami terkena penyakit ini? Tetapi rasa takut tidak akan memenuhi perut kami, itu sebabnya kami harus melakukan pekerjaan ini, jelas Masnoor Khan dikutip The National, Jumat (24/7/2020).
Istri Masnoor, Bibi (38), mengaku khawatir dengan kondisi yang ada. Terkadang dia takut untuk pulang ke rumah setelah seharian bekerja.
Baca Juga: Duh, 57 Anak Terpapar Covid-19 di Mataram
Dia sangat khawatir apabila ternyata membawa virus Corona ke dalam rumah di mana anak-anaknya yang berusia 11, 14 dan 16 tahun tinggal.
"Ketika saya pulang dari pembuangan sampah, saya merasa takut masuk rumah karena saya punya anak. Kami amat takut dengan penyakit ini," jelas Bibi di luar rumah beton dua kamar yang berada di kaki gunung sampah.
Dinesh Raj Bandela, seorang ahli dalam limbah biomedis di think tank Center for Science and Environment, yang berbasis di Delhi, menyebut situasi itu amat berbahaya bagi pemulung.
Pasalnya, tak semua pihak mematuhi protokol untuk pembuangan limbah biomedis, terutama yang berkaitan dengan pasien Covid-19.
Berita Terkait
-
Tegas! Dirjen WHO Minta Politik Tak Dilibatkan Dalam Penanganan Pandemi
-
Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi Raih Predikat Best CEO 2020
-
Tidak Sakit, Tes Covid-19 Ini Klaim Berikan Hasil Akurat Hanya 45 Menit
-
Satu Kecamatan di Bantul Masih Bebas Covid-19, Sekda: Semoga Bisa Bertahan
-
Pemodelan Baru Sebut 3 Perilaku Mudah Ini Tekan Penyebaran Virus Corona
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
BPJS Kesehatan Angkat Duta Muda: Perkuat Literasi JKN di Kalangan Generasi Penerus
-
Kondisi Gunung Semeru Meningkat ke Level Awas, 300 Warga Dievakuasi
-
Soal Pelimpahan Kasus Petral: Kejagung Belum Ungkap Alasan, KPK Bantah Isu Tukar Guling Perkara
-
Semeru Status Awas! Jalur Krusial Malang-Lumajang Ditutup Total, Polisi Siapkan Rute Alternatif
-
Babak Baru Korupsi Petral: Kejagung Resmi Limpahkan Kasus ke Tangan KPK, Ada Apa?
-
DPR-Kemdiktisaintek Kolaborasi Ciptakan Kampus Aman, Beradab dan Bebas Kekerasan di Sulteng
-
Fakta Baru Sengketa Tambang Nikel: Hutan Perawan Dibabat, IUP Ternyata Tak Berdempetan
-
Survei RPI Sebut Tingkat Kepuasan Publik Terhadap Polri Tinggi, Ini Penjelasannya
-
Momen Roy Suryo Walk Out dari Audiensi Reformasi Polri, Sentil Otto Hasibuan: Harusnya Tahu Diri
-
Deteksi Dini Bahaya Tersembunyi, Cek Kesehatan Gratis Tekan Ledakan Kasus Gagal Ginjal