Suara.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut imunisasi massal akan dilakukan pada 2021 setelah vaksin COVID-19 ditemukan.
“Setelah berjalan tetap gerakan stimulus ekonomi dan penemuan vaksin yang nantinya diharapkan awal tahun depan imunisasi massal,” kata Erick dalam diskusi virtual yang bertajuk “Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit” di Jakarta, Sabtu (15/8/2020) kemarin.
Erick berharap setelah ditemukan vaksin dan imunisasi massal, perekonomian Indonesia perlahan bisa bangkit.
“Karena itu kemarin saya ketemu Kadin, kita sampaikan, sabar karena setelah ini dilakukan, baru kita bicara Indonesia tumbuh,” katanya.
Menurut dia, langkah pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19 lebih baik dari negara-negara tetangga, bahkan negara maju lainnya.
“Kalau bicara pesimistis, kita lihat data-data kita dibanding negara tetangga. Kalau dibanding negara lain jauh, jelas jauh,” katanya.
Dia menyebutkan tingkat penyembuhan pasien COVID-19, yakni 65-69 persen di mana dinilai masih jauh lebih baik dibanding negara lain, termasuk Amerika Serikat, India dan Rusia.
“Enggak ada yang sama Indonesia. Kadang-kadang asumsi di luar negeri kita gagal total kalau dilihat dari data real, kita sama baiknya. Kalau mau debat tingkat yang meninggal kita balikkan datanya jumlah meninggal dengan jumlah populasi. Kita jauh lebih baik dari Amerika Serikat Rusia, India,” katanya.
Menurut Erick, Indonesia memiliki karakteristik negara kepulauan, jadi tidak adil apabila penanganan dibandingkan dengan negara-negara daratan.
Baca Juga: Vietnam akan Pesan Vaksin Covid-19 Buatan Rusia sebanyak 150 Juta Dosis
“Kalau dibandingkan dengan negara yang populasi sepersepuluh ya enggak ‘fair’ apalagi kita negara kepulauan. Karena itu program Indonesia sehat harus jalan awal, baru bicara bantuan produktif untuk jaga bantuan kepada masyarakat termiskin, mikro, UMKM agar menjaga daya beli daripada keseluruhan rakyat Indonesia,” ujarnya.
Dia menambahkan semuanya menjadi prioritas, baik pemulihan kesehatan maupun ekonomi, untuk itu diperlukan aksi strategis yang didukung semua pihak.
“Sesuai slogan, kesehatan pulih ekonomi bangkit itu enggak bisa dibalik-balik, sama juga dengan prioritas Indonesia Sehat Indonesia Kerja Indonesia Tumbuh itu enggak bisa dibalik-balik. Strategi yang akan kita lakukan bersama-sama, dengan komite terkait, dengan kepala daerah terkait, kami harapkan aksi strategis didukung semua pihak. Kami di komite tugasnya percepatan, dukung, dan yang penting sinkronisasi. Program Indonesia Bekerja, Indonesia Sehat dibantu banyak pihak,” kata Erick.
Salah satu aksinya, yakni kampanye sosialisasi peningkatan kedisiplinan yang tertuang dalam Impres 6/2020, seperti memakai masker dan lainnya sesuai protokol kesehatan.
“Yang oleh masyarakat yang cinta pada dirinya dan keluarganya. Kalau enggak cinta atas dirinya, enggak cinta keluarganya, program ini enggak mungkin berhasil. Kita ingin pastikan testing, ‘treatment’yang enggak kalah penting. Treatment juga macam-macam, yang penting mau terapi penyembuhan secara herbal, secara kimia, enggak udah didebatkan, yang penting sesuai protokol yang ditetapkan lembaga-lembaga yang sah,” katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
2 Hari 2 Kilang Minyak Besar Terbakar Hebat, Ini 5 Faktanya
-
IHSG Tutup Pekan di Zona Hijau: Saham Milik Grup Djarum Masuk Top Losers
-
Maganghub Kemnaker Dapat Gaji Rp 3.000.000 per Bulan? Ini Rinciannya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
Meski Banyak Kasus Keracunan, Luhut Mau MBG Jalan Terus
-
Pertamina Siapkan Kualitas SDM Pelopor Ketahanan Pangan dan Transisi Energi
-
Dituding Bahlil Salah Baca Data Subsidi LPG 3 Kg, Menkeu Purbaya: Mungkin Cara Lihatnya yang Beda
-
Pertamina Pastikan Kesiapan SPBU di Lombok Jelang MotoGP Mandalika
-
Harga Emas Turun Hari Ini: Galeri 24 Anjlok Jadi 2,2 Jutaan, Emas Antam Menarik Dibeli?