Suara.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) benar-benar harus menelan pil pahit dari dampak pandemi virus corona atau Covid-19, pasalnya selama kuartal II 2020 bank pelat merah ini mengumumkan penurunan laba bersih yang cukup dalam yakni anjlok 23,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Berdasarkan laporan keuangan yang diterima, Rabu (19/8/2020) Bank Mandiri mencatatkan laba bersih Rp 10,29 triliun sepanjang periode tersebut, angka ini menyusut hampir 24 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya dimana Bank Mandiri mengantongi keuntungan sebesar Rp 13,53 triliun.
Selain itu, kredit bermasalah Bank Mandiri juga tercatat di level 3,28 persen. Per Juni 2020, jumlah kredit Bank Mandiri mencapai Rp 851,51 triliun, minus 3,88 persen dari Desember 2019 yakni Rp 885,84 triliun. Adapun aset per Juni 2020 Rp 1.359,44 triliun, naik 3,12 persen dari periode Desember 2019 yakni sebesar Rp 1.318,25 triliun.
Sementara itu dana pihak ketiga (DPK) terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka Bank Mandiri mencapai Rp 976,55 triliun, yang terbagi atas giro sebesar Rp 246,54 triliun, tabungan Rp 357,88 triliun, dan simpanan berjangka Rp 372,14 triliun.
Jumlah DPK tersebut naik 4,65 persen dari Desember 2019 yakni Rp 933,12 triliun, terdiri dari giro Rp 250,41 triliun, tabungan Rp 359,16 triliun, dan simpanan berjangka Rp 323,55 triliun.
"Pada 2020 perseroan fokus pada mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kredit yang selektif karena terjadi pandemi covid-19," kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar, Rabu (19/8/2020).
Bank Mandiri juga akan menerapkan efisiensi biaya, dengan fokus pada peningkatan produktivitas dan penurunan biaya operasional, dimana penurunnya sudah sekitar 8,7 persen.
"Untuk jaga kinerja antara lain dengan meningkatkan pengguna aktif mandiri online. Sampai Juni 2020 penguna aktif 3,8 juta nilai transaksi tumbuh 43 persen year on yaer," kata Royke.
Baca Juga: Pegawai Bank Mandiri Cabang Jakarta Kyai Tapa Diduga Positif Corona
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
Terkini
-
Kilang Minyak Dumai Pertamina Kebakaran, Operasional Terganggu?
-
Alasan Pemerintah Tak Naikkan Cukai Hasil Tembakau di 2026
-
Waduh, Fenomena Galbay di Pinjol Picu Perceraian Pasutri
-
Bank Indonesia Bakal Evaluasi Skema Bagi Beban dengan Pemerintah, Buat Biayai Program Prabowo
-
Shutdown AS Diabaikan, IHSG 'Pertahankan'Level 8.000 di Tengah Tekanan Jual Asing
-
Harga Emas Hari Ini: Antam Naik Lagi Jadi Rp 2.338.000, UBS di Pegadaian Cetak Rekor!
-
JIEP Gencar Perkuat Integritas, Terapkan Sistem Anti Penyuapan Ketat
-
Kilang Minyak Dumai Kebakaran, Pertamina: Tak Ada Korban Jiwa
-
Booming Perumahan 2025-2029: Prabowo Genjot Subsidi, Apa Saja Dampaknya?
-
Vivo Akui Stok Sudah Habis, Tapi BBM Pertamina Punya Kandungan yang Tak Bisa Diterima