Suara.com - Kilau emas dunia kembali memudar karena optimisme atas otorisasi regulator kesehatan Amerika terhadap pengobatan Covid-19 mengangkat saham Wall Street ke rekor tertinggi.
Mengutip CNBC, Selasa (25/8/2020) harga emas di pasar spot melemah 0,5 persen menjadi 1.929,12 dolar AS per ounce. Sedangkan emas berjangka Amerika Serikat menyusut 0,4 persen menjadi 1.939,20 dolar AS per ounce.
"Emas baru saja berkonsolidasi sekarang dengan indeks saham berada di rekor tertinggi. Ini benar-benar membutuhkan katalis yang lebih besar, itu membutuhkan stimulus fiskal tambahan, perlu peningkatan inflasi, untuk benar-benar bergerak," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures di Chicago ditulis Selasa (25/8/2020).
S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi setelah U.S. Food dan Drug Administration menyetujui penggunaan darurat plasma darah pada pasien Covid-19 dan pada laporan pemerintahan Presiden Donald Trump dapat mempercepat kandidat vaksin.
Sementara itu, perundingan antara Partai Demokrat dan Republik tentang undang-undang bantuan virus corona tetap macet.
"Kendati pengembangan vaksin Covid-19 dan peningkatan data ekonomi menghadirkan hambatan jangka pendek bagi emas, suku bunga yang rendah dan negatif, dolar AS yang lebih lemah, serta ekspektasi untuk stimulus lebih lanjut menjaga keseimbangan risiko untuk bergerak ke atas," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.
Bank sentral di seluruh dunia meluncurkan langkah-langkah stimulus besar-besaran untuk meringankan kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, tetapi itu juga meningkatkan kemungkinan melonjaknya inflasi.
Investor sedang menunggu pidato Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, di simposium tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, untuk tanda-tanda seberapa agresif mereka akan berusaha menangani pemulihan jangka panjang dari pandemi tersebut.
Di antara logam lainnya, perak turun 0,9 persen menjadi 26,43 dolar AS per ounce, platinum melemah 0,5 persen menjadi 914,22 dolar AS per ounce dan palladium merosot 1,2 persen menjadi 2.155,90 dolar AS per ounce.
Baca Juga: Tak Sadar Dibuntuti, Kalung Emas Megawati Dijambret
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Sepekan, Aliran Modal Asing ke Indonesia Masuk Tembus Rp240 Miliar
-
Bahlil akan Pangkas Produksi Nikel, Harga di Dunia Langsung Naik
-
Bahlil Ungkap Update Terkini Pemulihan Jaringan Listrik Aceh: 4 Kabupaten Pemadaman Bergilir
-
Aturan UMP Baru, 5 Provinsi Luar Jawa Jadi Kandidat Gaji Tertinggi
-
Zulkifli Zaini Jadi Komisaris Bank Mandiri, Ini Susunan Pengurus Baru
-
OJK Bentuk Direktorat Perbankan Digital Mulai Tahun 2026, Apa Tugasnya?
-
IWIP Gelontorkan Pendanaan Rp900 Juta untuk Korban Bencana di Sumatera
-
Danantara dan BP BUMN Turunkan 1.000 Relawan untuk Bencana Sumatra, Diawali dari Aceh
-
Komitmen Nyata BUMN Peduli, BRI Terjunkan Relawan ke Daerah Bencana Sumatera
-
AKGTK 2025 Akhir Desember: Jadwal Lengkap dan Persiapan Bagi Guru Madrasah