Suara.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan ini Jumat (4/9/2020) dibuka anjlok cukup dalam ke level 5.249. Melansir data RTI, IHSG diawal perdagangan ambles 33 poin ke level 5.249 atau melemah 0,64 persen.
Analis pasar modal dari MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, nampaknya investor perlu mengencangkan sabuk pengaman menyusul cukup tajamnya kejatuhan Indeks Dow Jones semalam sebesar 2,77 persen seiring aksi profit taking atas saham-saham berbasis teknologi.
Dan jika dikombinasikan dengan turunnya EIDO sebesar 1,53 persen serta turunnya sejumlah harga komoditas seperti emas dan minyak berpotensi menjadi sentimen negatif pemberat IHSG yang diperkirakan berpeluang turun dalam perdagangan Jumat ini.
"IHSG kami perkirakan bergerak pada 5.240 - 5.326 adapun saham-saham yang kami rekomendasikan hari ini adalah MBAP, BBNI, AALI, ICBP, UNVR, BBRI, GGRM, JPFA, ADRO, INDF," kata Edwin dalam analisanya, Jumat (4/9/2020).
Sementara itu, mayoritas bursa saham di developed economies bergerak melemah. Bursa saham benua kuning bergerak bervariasi pada perdagangan kamis kemarin.
Indeks Hang Seng ditutup melemah sebesar 0,45 persen, lalu indeks Shanghai ditutup melemah ,0,58 persen dan Indeks Kospi ditutup menguat 1,33 persen.
Sementara itu, Dow Jones ditutup melemah sebesar 2,78 persen di level 28,292 hal ini sejalan dengan pelemahan S&P 500 sebesar 3,51 persen.
Wall Street ditutup melemah dikarenakan aksi profit taking di tengah data tenaga kerja AS yang mengajukan tunjangan pengangguran sebanyak 881.000 orang hal ini lebih baik dari perkiraan pasar yang diekspektasikan akan mencapai 950.000 orang.
Dari pasar komoditi, harga batubara melemah sebesar 1,56 persen harga emas melemah 1,28 persen dan harga minyak mentah WTI Crude Oil melemah 2,92 persen.
Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut Pasar Modal dan UMKM Bisa Selamatkan RI dari Resesi
Pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah sebesar 0,59 persen ke level 5.280. Sentimen penggerak pasar hari ini diantaranya bursa saham AS yang ditutup melemah signifikan membawa sentimen negatif untuk perdagangan hari ini.
Selain itu pergerakan dari harga komoditas yang cukup volatile menarik untuk dicermati, terakhir dari dalam negeri perkembangan perubahan peraturan pengganti undang-undang tentang independensi Bank Indonesia masih menjadi perhatian investor.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
Terkini
-
Program MBG Jadi Contoh Reformasi Cepat, Airlangga Pamerkan ke OECD
-
Bantuan Logistik Rp600 Juta Mengalir ke Wilayah Terdampak Banjir di Sumatra
-
Kisah Muhammad Yusuf, AgenBRILink Sebatik yang Permudah Akses Keuangan Masyarakat Perbatasan
-
Meski Ada Israel, Airlangga Ngotot Indonesia Tetap Masuk Keanggotaan OECD
-
Harga Minyak Menguat Lagi: AS Bersiap Tambah Pencegatan Kapal Tanker Venezuela
-
Cara Mendapatkan Promo Shopee 12.12, Trik Jitu Biar Gak Kehabisan Diskon
-
Harga Tiket Pesawat Meroket Meski Pemerintah Bilang Ada Diskon Nataru, Apa yang Terjadi?
-
Progres Pemulihan Listrik Pasca-Bencana: Aceh 33 Persen
-
OJK Proses Izin Dua Calon Lembaga Bursa Aset Kripto, Siapa Saja?
-
Diminta OJK Perbanyak Porsi, Proyeksi Keuangan Hijau Bakal Naik pada 2026