Suara.com - Sandiaga Uno mengatakan, Indonesia saat ini tengah dihantui oleh resesi ekonomi akibat virus Covid-19. Bahkan, negara besar dan negara kecil sudah jatuh ke jurang resesi.
Menurutnya, resesi ekonomi diprediksi menghantam Indonesia di tengah pandemi virus COVID-19. Menurut pria yang akrab disapa Sandi itu, ancaman resesi semakin nyata jika peningkatan jumlah kasus baru Corona tak bisa ditekan.
"Saya sampaikan bahwa kita masuk ke resesi sudah semakin nyata di depan kita, apabila skema Penyaluran Dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) ke Pemda dan UMKM lambat realisasinya, harusnya 8 Propinsi share PDB Nasionalnya tertinggi diberikan skema khusus Pinjaman dengan Bunga 0% cepat realisasinya serta besar nilainya," kata Sandiaga usai melakukan MOU antara BEI dengan KAHMIPreneur, Jumat (7/8/2020).
Dia menegaskan, di kuartal II-2020 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mengalami kontraksi -5,32%. Jika Kuartal III mau selamat, Pemda dan UMKM harus dijadikan sebagai garda terdepan dalam penyerapan anggaran penggerak sektor riil.
"Untuk Dana PEN melalui Jalur Himbara dan Bank Daerah sudah berjalan baik. Tapi Nilainya kan kecil hanya Rp 30 triliun. Belum mampu menopang secara menyeluruh daya beli yang terus menurun, Pasar modal menjadi alternatif Pendanaan UMKM," ucap Sandiaga.
Anggota Komisi XI DPR RI, Kamrussamad mengatakan, pemerintah harus segera mempercepat realisasi program pemulihan ekonomi guna menghindari resesi.
Adapun percepatan yang harus dikebut dari program PEN adalah penyaluran anggaran kesehatan, bantuan sosial (bansos) untuk mendongkrak konsumsi masyarakat, dan dorongan pada sektor UMKM serta korporasi pada industri padat karya.
"Tim PEN harusnya dipimpin oleh Menteri Keuangan karena desain skema kebijakan Keuangan Negara serta Industri Keuangan untuk mengatasi dampak Covid ini beliau yang siapkan sejak awal sesuai UU No.2 tahun 2020," kata Kamrussamad.
Kamrussamad menilai, pemberian BLT ke 13,8 juta Pekerja Non PNS dan Non BUMN dengan Gaji dibawah Rp 5 juta dengan menggunakan basis data BPJS Ketenagakerjaan selama 4 bulan bisa saja meningkatkan daya beli pekerja. Namun belum tentu bisa menyelamatkan resesi ekonomi.
Baca Juga: Sandiaga Uno Minta Pemerintah Harus Cepat Selamatkan UMKM
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Hadirkan Musik Kelas Dunia Melalui Konser Babyface dengan Penawaran Eksklusif BRImo Diskon 25%
-
RDN BCA Dibobol Rp 70 Miliar, OJK Akui Ada Potensi Sistemik
-
ESDM Pastikan Revisi UU Migas Dorong Investasi Baru dan Pengelolaan Energi yang Berkelanjutan
-
Penyaluran Pupuk Subsidi Diingatkan Harus Sesuai HET, Jika Langgar Kios Kena Sanksi
-
Tak Mau Nanggung Beban, Purbaya Serahkan Utang Kereta Cepat ke Danantara
-
Modal Asing Rp 6,43 Triliun Masuk Deras ke Dalam Negeri Pada Pekan Ini, Paling Banyak ke SBN
-
Pertamina Beberkan Hasil Penggunaan AI dalam Penyaluran BBM Subsidi
-
Keluarkan Rp 176,95 Miliar, Aneka Tambang (ANTM) Ungkap Hasil Eksplorasi Tambang Emas Hingga Bauksit
-
Emiten PPRO Ubah Hunian Jadi Lifestyle Hub, Strategi Baru Genjot Pendapatan Berulang
-
Penumpang Kereta Api Tembus 369 Juta Hingga September 2025