Suara.com - Dirjen Binapenta dan PKK Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Suhartono, menjelaskan, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang tengah dibangun smelter aluminium 1 juta ton per tahun. Pihaknya akan menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyiapkan sumber daya manusa (SDM) kompeten untuk memenuhi target 23 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan.
Hal ini merupakan respons dari komentar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang mengatakan, KEK Galang Batang di Bintan, Kepulauan Riau, ditargetkan dapat menyerap 23 ribu tenaga kerja.
"Kami akan melakukan kerja sama dengan kawasan agar penyiapan tenaga kerjanya lebih cepat. Kita juga akan meminta bantuan dinas dari luar kawasan untuk bisa mengirim tenaga kerja ke kawasan ini," jelasnya.
Suhartono menambahkan, saat ini ada 90 tenaga kerja Indonesia yang tengah mengikuti pelatihan di China untuk mendapatkan alih teknologi dan keterampilan.
"Mereka ini akan menjadi pengganti teknologi dari tenaga kerja asing di sini," ujarnya.
Saat ini, pembangunan KEK telah mencapai 80 persen dan ditargetkan dapat beroperasi pada 2021. Sebelumnya, Airlangga mengatakan, jumlah tenaga kerja yang diserap ini diharapkan akan menimbulkan multiplier effect.
"Dengan tenaga kerja diserap tahap awal 3500, maka diharapkan terus bertambah dan menimbulkan multiplier effect yang lain," katanya, saat melakukan kunjungan lapangan ke PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di KEK Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu (26/9/2020).
Rencananya, di KEK Galang Batang juga akan dibangun industri tekstil, yang akan menyerap tenaga kerja dari istri atau keluarga pekerja/buruh PT BAI.
"Ini adalah pendekatan yang unik yang tidak banyak dilakukan di berbagai pabrik," ujarnya.
Baca Juga: Ringankan Biaya Pengobatan, Kemnaker Beri Bantuan kepada Pekerja Migran
Kunjungan lapangan di PT BAI turut dihadiri Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki; Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita; Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto; Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga; dan Ketua Umum KADIN Indonesia, Rosan P. Roeslani.
Berita Terkait
-
Gelar Rakor di Bintan Jadi Cara Pemerintah Gerakan Industri Pariwisata
-
TKI Indonesia Hilang di Hutan Serawak Malaysia, Nasibnya Mengejutkan!
-
Pemkab Bojonegoro Minta Pusat Perhatikan Penyerapan Tenaga Kerja di Daerah
-
Ringankan Biaya Pengobatan, Kemnaker Beri Bantuan kepada Pekerja Migran
-
Penerima Bantuan Subsidi Upah ke Menaker : Untuk Bayar Kontrakan, Bu...
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- 3 Rekomendasi Mobil Keluarga 9 Seater: Kabin Lega, Irit BBM, Harga Mulai Rp63 Juta
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Perusahaan Rokok Sampoerna Beli Patriot Bond Rp 500 Miliar, Ini Tujuannya
-
Bahlil Ingin Belajar Produksi Bioenergi Karbon dari Brasil
-
Nasib Perobohan Tiang Monorel Masih Tunggu Perumusan Skema
-
Wacana Kebijakan Kemasan Rokok Polos Dinilai Bisa Ganggu Rantai Pasok IHT
-
Aset Dana Pensiun Indonesia Tertinggal Jauh dari Malaysia
-
Menkeu Purbaya dan Bos Pertamina Lakukan Pertemuan Tertutup: Mereka Semakin Semangat Bangun Kilang
-
Sedih, 80 Persen Lansia Gantungkan Hidup di Generasi Sandwich
-
Transaksi Aset Kripto Tembus Rp 446,55 Triliun, Gimana Peluang dan Tantangannya?
-
Edukasi Transisi Energi ke Generasi Muda Terus Digencarkan
-
Setahun Berdampak: EBT Buka Harapan Baru dari Kebun Sawit hingga Desa Terpencil