Suara.com - Hari Pangan Sedunia diperingati setiap 16 Oktober. Berbicara soal pangan, yang tidak mungkin dilewatkan yakni nasib para petani.
Ketua Tani Center LPPM IPB Hermanu Triwidodo mengatakan, pembentukan konsep korporasi pertanian mendorong petani dapat lebih terlibat tidak hanya pada produksi atau kegiatan hulu, tetapi juga hilir.
Hermanu menjelaskan bahwa dalam konsep korporasi tani tersebut, Pemerintah maupun pelaku usaha harus melibatkan kepentingan petani sebagai subyek pembangunan pertanian dan penyedia pangan bangsa.
"Misal ada semacam korporsi itu bagus-bagus saja, tetapi jangan petaninya hilang. Orang lupa bahwa petani perlu tanah untuk bisa hidup. Apakah ada (korporasi) itu petani kepemilikannya bisa menjadi luas, banyak hal-hal yang terlewat," kata Hermanu di Jakarta, Jumat (16/10/2020).
Dalam konteks membangun ekosistem bisnis bagi petani, seperti yang diinginkan Presiden Joko Widodo, Hermanu menilai bahwa Pemerintah perlu mengevaluasi berbagai kebijakan yang bisa saja kontraproduktif dengan kesejahteraan petani.
Menurut dia, sejumlah undang-undang (UU) perlu disederhanakan, mulai dari UU Pokok Agraria, UU Kehutanan, UU Sistem Budidaya Berkelanjutan hingga UU Hortikultura.
Sementara itu, salah satu petani muda Pematang Siantar, Apni Naibaho menilai bahwa korporasi pertanian memang diperlukan, hanya saja harus disesuaikan dengan kebutuhan petani di masing-masing daerah.
Menurut dia, selama ini peran pemerintah setempat dalam menguatkan ekosistem pertanian belum banyak terlihat. Bahkan di daerahnya sendiri, para petani organik harus mampu mencari pasar sendiri karena belum terbentuk paguyuban atau kelompok tani.
"Campur tangan pemerintah daerah memang belum ada, karena para petani lebih banyak mencari solusi sendiri, mencari pasar sendiri. Memang seharusnya ada peran pemerintah yang memperhatikan agar pertanian ini bisa berkelanjutan," kata Apni.
Baca Juga: Sejarah Hari Pangan Sedunia, Solidaritas Global Hadapi Masalah Kelaparan
Peringatan Hari Pangan Sedunia tahun ini sangat penting dilakukan di tengah ancaman kerawanan pangan dan kelaparan akibat pandemi COVID-19.
Pada tingkat global, peringatan tahun ini bertema "Grow, nourish, sustain. Together. Our actions are our future". Tema ini sangat relevan dengan kondisi kekinian ketika sistem pangan pada tingkat global dan nasional goyah. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Anggaran Dikembalikan Makin Banyak, Purbaya Kantongi Rp 10 Triliun Dana Kementerian Tak Terserap
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Purbaya Bicara Nasib Insentif Mobil Listrik Tahun Depan, Akui Penjualan Menurun di 2025
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra
-
Penggunaan Keuangan Digital Meningkat, Volume Transaksi QRIS Tembus Rp1.092 Triliun
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang
-
Purbaya Pakai Uang Korupsi Sitaan Kejagung Rp 6,6 Triliun buat Tambal Defisit APBN