Bisnis / Makro
Jum'at, 26 Desember 2025 | 14:29 WIB
Ilustrasi QRIS [Unsplash/David Dvoracek]
Baca 10 detik
  • Transaksi pembayaran digital November 2025 mencapai 4,66 miliar, tumbuh 41,12 persen didukung perluasan akseptasi QRIS.
  • BI-FAST memproses ritel 439 juta transaksi senilai Rp1.092 triliun, sementara BI-RTGS memproses transaksi besar Rp20.463 triliun.
  • Stabilitas sistem pembayaran terjaga berkat infrastruktur andal dan struktur industri sehat, termasuk uang beredar Rp1.250,60 triliun.

Suara.com - Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan transaksi ekonomi dan keuangan digital pada November 2025 tetap tinggi. Hal ini didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan transaksi pembayaran digital mencapai 4,66 miliar transaksi atau tumbuh 41,12 persen (yoy) pada November 2025. Hal ini didukung oleh perluasan akseptasi pembayaran digital.

"Volume transaksi aplikasi mobile dan internet masing-masing tumbuh sebesar 15,91 persen (yoy) dan 16,11 persen (yoy), termasuk transaksi QRIS yang tumbuh 143,64 persen (yoy). Kinerja positif tersebut didukung oleh peningkatan jumlah pengguna dan merchant," katanya dikutip dari Youtube BI, Jumat (26/12/2025).

Dari sisi infrastruktur, volume transaksi ritel yang diproses melalui BI-FAST mencapai 439 juta transaksi atau tumbuh 29,77 persen (yoy) dengan nilai transaksi mencapai Rp1.092 triliun pada November 2025.

Sementara itu, volume transaksi nilai besar yang diproses melalui BI-RTGS tercatat sebanyak 0,87 juta transaksi, dengan nilai sebesar Rp20.463 triliun pada November 2025.

Sedangkan, dari sisi pengelolaan uang Rupiah, Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) tumbuh 13,09% (yoy) menjadi Rp1.250,60 triliun pada November 2025.

Ilustrasi Rupiah. [Pixabay]

"Stabilitas sistem pembayaran tetap terjaga ditopang oleh infrastruktur yang stabil dan struktur industri yang sehat," katanya.

Sementara itu, infrastruktur yang stabil tecermin pada penyelenggaraan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) dan sistem pembayaran industri yang lancar dan andal, serta kecukupan pasokan uang dalam jumlah dan kualitas yang memadai pada November 2025.

Struktur industri yang sehat tergambar pada interkoneksi antarpelaku dalam sistem pembayaran yang terus menguat dan diikuti oleh ekosistem Ekonomi Keuangan Digital (EKD) yang meluas.

Baca Juga: Ekonomi Global Bakal Melambat di 2026, Bagaimana Kondisi Indonesia?

Perluasan adopsi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) mendukung penguatan interkoneksi, tecermin dari transaksi pembayaran berbasis SNAP yang terus meningkat.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memastikan keamanan dan keandalan infrastruktur SPBI, baik ritel maupun wholesale, serta infrastruktur sistem pembayaran industri.

Selain itu, struktur industri sistem pembayaran akan terus diperkuat, khususnya pada aspek manajemen risiko dan keandalan infrastruktur teknologi pelaku industri.

Edukasi dan sosialisasi penggunaan QRIS Antarnegara di wilayah destinasi pariwisata juga akan semakin diintensifkan selama periode libur Nataru 2025.

Bank Indonesia konsisten menjaga ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk daerah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T).

Load More