- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan Kemenkeu belum menerima usulan insentif mobil listrik 2026 dari Kemenperin.
- Kemenkeu masih mengevaluasi dampak positif insentif kendaraan listrik tahun berjalan terhadap penjualan dan lapangan pekerjaan.
- Menperin sebelumnya mengisyaratkan insentif mobil listrik CBU akan dihentikan total mulai Januari tahun 2026.
Suara.com - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa buka suara soal nasib insentif mobil listrik tahun 2026. Ia menyebut kalau Kementerian Keuangan (Kemenkeu) masih belum menerima usulan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
"Saya belum terima, saya akan lihat dulu seperti apa," kata Purbaya saat ditemui di Kejaksaan Agung (Kejagung), dikutip Jumat (26/12/2025).
Menkeu Purbaya juga masih melihat efek insentif kendaraan listrik yang dikeluarkan tahun ini apakah berefek positif ke penjualan, industri, maupun lapangan pekerjaan.
Namun dia menegaskan Kemenkeu masih belum menerima usulan perpanjangan insentif mobil listrik 2026 dari Kemenperin.
"Kita akan lihat juga dampak insentif sebelumnya seperti apa ke penjualan mobil, industri, lapangan kerja. Nanti kita lihat. Tapi saya belum dapat proposal akhir dari Kemenperin," lanjutnya.
Purbaya juga mengakui kalau penjualan mobil turun selama 2025. Namun dirinya menegaskan kalau itu bukan karena insentif otomotif.
Ia menilai kalau rendahnya penjualan mobil terjadi karena melambatnya pertumbuhan ekonomi di 10 bulan tahun 2025. Dirinya mengklaim kalau saat ini ekonomi perlahan mulai membaik.
"Di 2025 menurun kan karena ekonomi yang melambat di 10 bulan pertama tahun ini. Baru beberapa bulan terakhir, baru kelihatan agak pick up. Tapi yang jelas ke depan ekonomi akan kita dorong ke pertumbuhan yang lebih cepat. Seharusnya penjualan mobil akan naik juga," beber dia.
Bendahara Negara juga meyakini kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia selanjutnya bergerak ke arah positif.
Baca Juga: Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
"Sekarang kan udah nyundul ke arah positif kan, dari sebelumnya negatif. Itu karena perbaikan ekonomi beberapa bulan terakhir, tapi kan masih terlalu telat lah perbaikannya. Saya yakin ke depan akan bagus," imbuhnya.
"Jadi, bukan karena insentif, tapi karena daya beli membaik, karena ekonominya berjalan lebih bagus, karena kita harus lebih bagus," pungkas dia.
Insentif mobil listrik 2026 dihentikan?
Agustus lalu, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa insentif untuk mobil listrik impor utuh atau Completely Built-Up/CBU akan dihentikan mulai tahun 2026.
Dengan demikian insentif untuk importasi CBU mobil listrik hanya bisa dinikmati hingga akhir Desember 2025.
Insentif yang selama ini dinikmati antara lain potongan bea masuk dan keringanan PPnBM dan PPN, dengan ketentuan perusahaan penerima manfaat insentif ini harus melakukan produksi dalam negeri 1:1 dari jumlah kendaraan CBU yang masuk ke pasar domestik.
"Insya-Allah tidak akan lagi kami keluarkan izin CBU, izin CBU dalam konteks skema investasi dengan mendapatkan manfaat (insentif)," kata Agus di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Berita Terkait
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Honda Afeela Menjadi Mobil Pertama di Dunia dengan PS Remote Play dari Sony
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra
-
Bukan Mobil Premium, Tunggangan Anak Menkeu Purbaya Beda Dari yang Lain
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
Terkini
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Stimulus Transportasi Nataru Meledak: Serapan Anggaran Kereta Api Tembus 83% dalam Sepekan!
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Purbaya Sebut Dana Badan Rehabilitasi Bencana Bersumber dari APBN
-
Purbaya Ogah Alihkan Dana MBG demi Atasi Bencana Banjir Sumatra
-
Penggunaan Keuangan Digital Meningkat, Volume Transaksi QRIS Tembus Rp1.092 Triliun
-
Tutup Tahun, 7 Bank RI Tumbang
-
Purbaya Pakai Uang Korupsi Sitaan Kejagung Rp 6,6 Triliun buat Tambal Defisit APBN
-
Industri Pulp & Kertas RI Tembus Ekspor USD 8 Miliar, Kemenperin Bilang Begini
-
OJK Gandeng KSEI Permudah Izin Reksadana, Apa Untungnya?