Suara.com - Inovasi teknologi ferosemen menjadi komitmen Kemeterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam Program Direktorat Rumah Swadaya untuk pemenuhan kebutuhan terhadap rumah layak huni bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Fasilitas ini diberikan melalui Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
“Penggunaan ferosemen ini akan kita implementasikan dalam Program Rumah Swadaya, terutama sebagai upaya kita untuk memperoleh hasil dari sisi struktur yang kuat sehinggah rumah swadaya dapat memenuhi target-target SDGs (Sustainable Development Goals), “ ujar Direktur Rumah Swadaya Dirjen Perumahan, Ir. K. M. Arsyad, M.Sc, saat membuka kegiatan secara daring via zoom, beberapa waktu lalu.
Untuk mewujudkan hal ini, Direktorat Jenderal Perumahan melalui Direktorat Rumah Swadaya menyelenggarakan “Pengenalan dan Praktik Teknologi Balutan Ferosemen”, di Provinsi Gorontalo selama 5 hari, dimulai pada Senin (16/11/2020) sampai Jumat (20/11/2020).
Rumah yang memenuhi persyaratan layak huni harus memperhatikan segi keselamatan bangunan dan mampu meminimalisir kerusakan, sehingga keselamatan penghuni terhadap dampak bencana gempa pun terjamin. Salah satu upaya antisipasi yang dapat dilakukan adalah menerapkan teknologi balutan lapisan ferosemen sebagai teknologi alternatif untuk memperkuat bangunan rumah.
Menurut Arsyad, penggunaan inovasi teknologi ferosemen ini, selain sebagai bagian dari Program Direktorat Rumah Swadaya, juga sekaligus untuk memberikan pemenuhan komitmen terhadap tim World Bank, yang mana Direktorat Rumah Swadaya melakukan perubahan-perubahan dari sisi pengelolaan keselamatan dan monitoring BSPS.
Arsyad juga menyampaikan, target SDGs tidak hanya fokus dari struktur saja, tapi juga hal lain, seperti akses mandi-cuci-kakus (MCK), akses air minum dan kecukupan yang luas.
Teknologi balutan lapisan ferosemen yang digagas oleh Ir. Teddy Boen ini merupakan metode perkuatan bangunan rumah berupa pemasangan kawat (wiremesh) sebagai lapisan perkuatan pada dinding pasangan bata untuk menambah kekuatan struktur dan mengurangi, atau menghilangkan penggunaan tulangan baja.
Metode ini dinilai dapat mendukung kekuatan bangunan terhadap gempa, mudah dalam pemasangan dan lebih efisien dalam hal biaya konstruksi.
Kepala Pelaksana PIU NAHP, Chandra Rudi Situmorang, ST, MT di sela pembukaan acara menyampaikan, teknologi ferosemen menjadi salah satu indikator yang digunakan di dalam proses peningkatan kualitas konstruksi rumah, sebagaimana yang sudah disepakati dengan World Bank.
Baca Juga: Alokasikan Rp 52,5 M, PUPR Bedah 3.000 Rumah Masyarakat di Kalimantan Utara
“Saat ini, kami sedang melaksanakan proses restrukturisasi alokasi pinjaman luar negeri untuk kegiatan National Affordable Housing Program (NAHP) untuk melaksanakan pengalihan dana dari komponen 1, yaitu BP2BT, ke komponen 2 yakni BSPS, serta ke depan, akan ada tambahan dana dari World Bank sebesar 90 juta dolar AS, yang akan kami gunakan sebagai penambahan alokasi BSPS yang sudah kita laksanakan sekarang,” terangnya.
Adapun peserta kegiatan ini berasal dari Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu, dalam hal ini PPK dan Kaur Teknis Rumah Swadaya dari seluruh provinsi di Indonesia.
Kasubdit Pelaksanaan Bantuan Stimulan Direktorat Rumah Swadaya, Ir. Fitrah Nur, M.Si menyampaikan, pelaksanaan kegiatan pengenalan teknologi balutan ferosemen ini langsung dipraktikkan oleh para peserta kegiatan pada hari kedua setelah penerimaan materi yang mengunjungi lokasi di Desa, Bendungan dan Desa Suka Damai, Kecamatan Bulango Utara, Kabupaten Bone Bolango.
Berita Terkait
-
Masuk Tahap III, 1.000 Rumah Tak Layak Huni di DIY Dapat Bantuan Pemerintah
-
Hari Bhakti ke-75, PUPR Gelar Pameran Foto Di Gancit
-
PUPR Hadirkan Buku Manual Desain Rumah Khusus sebagai Panduan
-
7.000 Rumah Lebih di Sumut Terima Program Bedah Rumah Senilai Rp 126 Miliar
-
Terima Penghargaan, PUPR Dinilai Mampu Memberi Layanan kepada Publik
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Baksos Operasi Katarak BCA Bangun Harapan, Buka Jalan Hidup Masyarakat yang Lebih Produktif
-
Kamus Istilah Pegadaian Terlengkap, Mulai dari Marhun hingga Surat Bukti Gadai
-
Industri Pindar Tumbuh 22,16 Persen, Tapi Hadapi Tantangan Berat
-
Perilaku Konsumen RI Berubah, Kini Maunya Serba Digital
-
Bagaimana Digitalisasi Mengubah Layanan Pertamina
-
Memahami Pergerakan Harga Bitcoin, Analisis Teknikal Sudah Cukup?
-
BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
-
BCA Kembali Menjadi Juara Umum Annual Report Award, Diikuti BCA Syariah pada Klaster Rp1 Triliun
-
ESDM: Rusia-Kanada Mau Bantu RI Bangun Pembakit Listrik Tenaga Nuklir
-
Bos Lippo Ungkap 5 Modal Indonesia Hadapi Ketidakpastian Global 2026