Suara.com - Negara ini membutuhan kebersamaan dari berbagai pihak sebagai bentuk sinergi, termasuk di bidang pertanian. Generasi milenial diharapkan mampu mewujudkan smartfarming dalam upaya mewujudkan regenerasi petani.
Saat menghadiri Program Milenial Smartfarming kerjasama PT BNI dengan Kementerian Pertanian, di Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memberikan apresiasi kepada semua pihak yang menunjukkan kepedulian dan perhatian yang tinggi kepada para petani dan upaya yang dilakukan dalam rangka regenerasi petani.
"Siapa lagi yang akan membantu negara ini kalau bukan kita semua. Saat ini yang penting dan mendesak adalah kebersamaan," katamya, Jabar, Rabu (10/3/2021).
Menurutnya, momen hari ini merupakan wujud komitmen bersama antara pemerintah, BUMN, swasta dalam membangun ekosistem smartfarming.
"Sinergi ini adalah bentuk nyata merealisasikan arahan dan visi presiden untuk mengakselerasi upaya peningkatan kualitas SDM pertanian berbasis teknologi," tambahnya.
Selain menghadiri penandatanganan kerja sama, Mentan bersama Kepala Biro Perekonomian Pemprov Jabar, Beni Ahmad Bachtiar, Komandan Korem (Danrem) 062/Tarumanagara, Muchidin, Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto, melakukan panen jagung pengembangan kawasan jagung berbasis korporasi bersama petani milenial.
Pada kesempatan itu, Direktur Kelembagaan BNI, Sis Apik Wijayanto mengatakan bahwa membangun pertanian membutuhkan effort yang luar biasa. Menurutnya, program intensifikasi dan ekstenfikasi perlu didukung dengan pola pembangunan yang sesuai dengan era sekarang, yaitu smartfarming.
"Disruption bukan hanya di teknologi tapi juga pada cara-cara lama. Cara lama mengelola pertanian mungkin bisa dikembangkan dengan smartfarming. Membaca cuaca, kapan pemupukan, bisa dideteksi dengan teknologi," ujarnya.
Sementara itu, Andi, perwakilan petani milenial penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang menggunakan aplikasi agree dan alat sensor ritx mengatakan, ia sangat terbantu sebagai petani jagung.
Baca Juga: Kementan Alokasikan Rp1,4 Triliun untuk Pengembangan Food Estate di Kalteng
"Aplikasi ini memperrmudah pemantauan lahan dimana dan kapanpun, mulai dari kondisi lahan. Alat sensor dapat mengendalaikan lahan jagung mulai penyiapan lahan pemupukan dan lain sebagainya yang sudah diinstall di hand hone," ujarnya.
"Kurang apa lagi Allah berikan kepada Jawa Barat. Karena itu, petani-petani di Cicalengka harus mengoptimalkan pemberian ini. Milenial harus diturunkan. Sekarang, cari uang di desa, karena di sana ada pertanian, sumber kehidupan," kata Mentan.
Berita Terkait
-
Dongkrak Produksi Pertanian, Kementan Sediakan Irigasi melalui P3A
-
Beda Hampir Rp25 Ribu, Ini Jadwal dan Lokasi Pasar Cabai Murah Kementan RI
-
Kementan Gelar Pasar Cabai Murah Rp 76 Ribu per Kilo, Begini Cara Belinya
-
Lahan Terdampak Banjir, Petani di Tuban Bisa Dapat Ganti Rugi dari AUTP
-
Agrowisata Svargabumi Magelang Akan Diduplikasi ke Makassar dan Sumut
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Bunga Acuan Sudah Turun 5 Kali, BI Minta Perbankan Cepat Turunkan Bunga
-
7 Ide Usaha Modal 1 Juta, Anti Gagal dan Auto Cuan
-
Cara Daftar WiFi Internet Rakyat, Surge Buka Akses Biaya Rp100 Ribu per Bulan
-
Operasikan 108 Kapal, PIS Angkut Energi 127,35 juta KL Sepanjang Tahun 2025
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Kilang Minyak Indonesia Tetap Relevan di Tengah Pergeseran ke EBT
-
Blockchain Dianggap Mampu Merevolusi Pengelolaan Data Nasional, Benarkah?
-
Dukung Kemajuan Industri Sawit, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan Rp5,2 Triliun bagi PT SSMS
-
Perlukah BBM Bobibos Lakukan Pengujian Sebelum Dijual, Begini Kata Pakar
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi